Megawati Soekarnoputri yang rasis terhadap Papua membuat Bumi Cendrawasih makin kuat melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Megawati menyebut Papua hitam-hitam dan sekarang mulai blending dengan Indonesia. Ini pernyataan rasis dan membuat Bumi Cendrawasih makin kuat melepaskan dari NKRI,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (23/6/2022).
Menurut Rahman, Megawati juga tidak menganggap Papua seperti Indonesia karena warna kulitnya. “Pernyataan Megawati makin memperkuat Papua bukan bagian dari Indonesia,” jelas Rahman.
Kata Rahman, kebijakan Rezim PDIP melalui Jokowi terhadap Papua sangat tidak manusiawi. “Pengiriman anggota TNI/Polri di Papua membuka wilayah Indonesia bagian Timur terus bergejolak,” papar Rahman.
Menurut Rahman, rakyat Papua yang menolak Daerah Otonomi Baru (DOB) tidak digubris pemerintahan Jokowi. “Rezim Jokowi melakukan adu domba sesama warga Papua di mana elit Papua yang mendukung DOB dipanggil ke Jakarta diklaim atas nama rakyat Papua,” jelas Rahman.
Sebelumnya, Megawati menyebut warga Papua hitam-hitam dan saat ini sudah menjadi Indonesia karena campuran dengan warga pendatang.
“Maaf ya, sekarang dari Papua ya, Papua itu kan hitam-hitam ya, tapi maksud saya begini. Waktu permulaan saya ke Papua, saya mikir kok aku dewean yo. Makanya waktu kemarin saya bergurau dengan Pak Wempi, kalau dengan Pak Wempi dekat, nah itu dia ada, kopi susu. Tapi sudah banyak loh sekarang yang mulai blending. Jadi Indonesia banget. Betul. Rambutnya keriting, karena kan Papua itu pesisirannya itu kan banyak pendatang. Sudah berbaur. Nah maunya saya begitulah,” kata Megawati saat memberikan pidato Rakernas PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).