Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)
Ini bukan ancaman. Ini menyangkut nasib NKRI yang diperjuangkan dengan darah dan air mata. Harta dan jiwa. Warning bagi siapa saja yang berupaya mengusik Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dengan mencari-cari kesalahan dan black campaign. Terutama mengait-ngaitkan uang fee Formula E sebagai upaya menjatuhkan kredibilitas Anies Baswedan dan aksi FPI palsu dukung mendukung copras capres.
Dalam Islam dikenal dengan istilah TAJASUSS, yaitu mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai (spionase).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS. al-Hujurat: 12)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Rakyat khususnya umat Islam akan marah besar bila Anies Baswedan dikriminalisasi. Umat Islam sudah sangat bersabar dengan dikriminalisasinya Habib Rizieq Syihab dan Munarman. Umat Islam saat ini ibarat kumpulan rumput kering. Dihembus sedikit angin dan sedikit percikan api akan membumi hanguskan apa saja yang ada.
Tentu saja kita tidak menghendaki negeri ini pecah berkeping-keping oleh propaganda kelompok kiri radikal dan buzzer bayaran yang memelihara keterbelahan bangsa. Ambisi menjadikan Indonesia sebagai bagian Indo China Raya. Pribumi diadu domba. Sementara tentara merah berkedok TKA membanjiri Ibu Pertiwi.
Tanda-tanda sedang berlangsungnya operasi senyap menuju Indo China Raya sudah mulai terkuak sejak jatuhnya Presiden Soeharto oleh gerakan reformasi tahun 1998 yang ditunggangi oleh kelompok kiri radikal. Ditambah dengan kudeta konstitusi oleh MPR terhadap UUD 1945 dengan berlakunya UUD palsu tahun 2002, hasil amandemen MPR periode 1999-2004.
Terpilihnya Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 serta keberaniannya menutup pulau reklamasi Jakarta dianggap oleh kelompok kiri radikal akan menghambat Indonesia menuju bagian Indo China Raya melalui program Belt and Road Initiative (BRI) termasuk jebakan utang yang sempat diakui oleh Menteri Keuangan. Sinyal-sinyal itu sudah tampak jelas 7 (tujuh) tahun terakhir ini.
Oligarki neo komunisme menyadari tingginya elektabilitas dan besarnya dukungan rakyat terhadap Anies Baswedan merupakan ancaman serius bagi mereka. Oleh karena itu, mereka berupaya melalui partai tertentu, KPK dan antek-antek mereka menjegal dan menghentikan langkah Anies Baswedan menuju kursi Kepresidenan pada tahun 2024. Kasak-kusuk mereka bisa dilihat setelah Anies Baswedan sukses besar menggelar event berskala internasional, Formula E di kawasan Ancol Jakarta. Mereka hendak mengalihkan kebahagiaan publik terhadap Anies Baswedan yang telah sukses menggelar Formula E melalui aksi FPI palsu bayaran.
Kepanikan mereka menjadi-jadi setelah isu presiden tiga periode dan penundaan pemilu ditolak mentah-mentah oleh rakyat dan mayoritas partai parlemen serta calon presiden boneka jilid dua belum dapat partai politik.
Mereka hampir putus asa karena dua dari tiga calon kuat presiden tahun 2024 dari kalangan yang tidak mereka kehendaki. Mereka khawatir program BRI akan terhenti dan kelompok kiri radikal akan hidup seperti era Presiden Soeharto.
Waspadalah kawan! Buka mata dan telinga kalian. Indonesia dalam ancaman serius. Sadarlah sebelum terlambat.
Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor, 7 Dzulqa’dah 1443/7 Juni 2022