Pada periode 1960-1970-an negara Eropa Barat (a.l. Belanda, Belgia dan Jerman) mendatangkan banyak TKA dari a.l. Turki dan Maroko. Di mana pada tahun 1974 para TKA boleh mengajukan untuk membawa keluarganya masuk ke negara di mana mereka bekerja.
Ratusan tulisan dan seminar membahas isu Migrasi TKA Turki dan Maroko, dengan dampak “rembesan” keluarga mereka, yang berimbas pada tatanan kependudukan, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dlsb.
》 “Turkish Migration Policies: A Critical Historical Retrospective.”
》 “The Impact of Turkish Labour Migration on the Human Resources Strategies In The European Union (EU).”
Ketika itu 50 tahun yang lalu, tidak ada pihak-pihak yang merasa tersinggung sakit hati, menjerit-jerit SARA, baik dari kalangan emigran maupun dari warga eropa itu sendiri.
Apalagi maksa orang yang memberi pendapat untuk minta maaf …..
Yang disampaikan “Bang Yos” (Letjen. TNI Dr. H. Sutiyoso, SH.) merupakan peringatan dalam kerangka “National Security” (Keamanan Nasional), terhadap ekses-ekses yang bisa timbul dari kebijakan dan pratek migrasi TKA dari China.
》 National Security (Keamanan Nasional) adalah keamanan dan pertahanan suatu negara yang berdaulat, termasuk warga negaranya, perekonomiannya dan institusinya, yang dianggap sebagai tugas pemerintah. Keamanan nasional dipahami secara luas, termasuk juga dimensi non-militer, termasuk keamanan dari terorisme, minimalisasi kejahatan teroganisir, keamanan ekonomi, keamanan energi, keamanan lingkungan, ketahanan pangan, dan keamanan dunia maya. Risiko keamanan nasional termasuk, tindakan negara bangsa lain, juga oleh aktor non-negara yang melakukan kejahatan terorganisir.
Selain itu Bang Yos juga mengingatkan instansi terkait agar betul-betul mengawasi persyaratan soal kompetensi tenaga kerja sesuai aturan yang berlaku, termasuk kesediaan tenaga kerja lokal.
Namun Bang Yos juga secara eksplisit membedakan dan mengecualikan WNI etnis Tionghoa yang memang sudah sejak lahir di sini, dengan pendatang TKA yang dimaksud.
Resiko berikutnya yang diingatkan Bang Yos adalah jaminan seperti apa yang dimiliki Pemerintah, bahwa para TKA akan kembali ke negaranya setelah proyek selesai, bagaimana memonitor dan penerapannya.
Penyampaian pikiran Bang Yos yang mendeteksi resiko ancaman jauh kedepan, didasari oleh fakta dan data kejadian dilapangan. Seperti a.l. pendataan TKA yang tidak sinkron antar instansi terkait, banyaknya temuan “kebocoran” dari TKA ilegal yang sudah berada onside, keluhan dan gesekan yang terjadi dengan penduduk setempat, dan lain sebagainya.
》 “Jumlah Tenaga Kerja Asing Ilegal 3 Kali Lipat dari yang Legal?”
https://bisnis.tempo.co/read/1083199/jumlah-tenaga-kerja-asing-ilegal-3-kali-lipat-dari-yang-legal
》DAMPAK KEBIJAKAN BEBAS VISA BAGI WARGA NEGARA CINA (RRC) TERHADAP MUNCULNYA TENAGA KERJA ILEGAL (STUDI DI KALIMANTAN BARAT)
JURNAL MAHASISWA S2 HUKUM UNTAN ERNA RAHAYU, S.H. NPM.A2021131062
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/nestor/article/view/22569
Sebagai warga keturunan, saya betul-betul heran tidak habis pikir, munculnya histeria yang begitu sesat, yang mempertontonkan wawasan kebangsaan bermentalitas Chauvisnime akut ; hanya mementingkan kelompok ras/etnis sendiri, diatas kepentingan nasional, bangsa dan tanah airnya.
CHAUVINISME adalah suatu paham atau bentuk perasaan cinta dan kesetiaan yang ekstrim berlebihan. Sikap fanatisme terhadap negara, bangsanya, ras-etnis-suku, golongan atau kelompoknya, tanpa mempedulikan atau mempertimbangkan paham-pandangan orang lain, karena menganggap ras-etnis-suku atau kelompoknya paling superior, sehingga menganggap ras-etnis-suku, kelompok lainnya lebih rendah.
Selalu berusaha mendahulukan kepentingan ras-etnis-suku dan kelompoknya sendiri diatas kepentingan (umum) lainnya.
Berbeda pendapat, beda pandangan itu hal biasa dalam dunia intelek yang demokratis. Silahkan disanggah dan didebat dengan argumen fakta dan data.
Tetapi langsung menuduh pernyataan Bang Yos sangat rasis, menebar benih kebencian di masyarakat, dengan dramatisasi “melukai hati komunitas Tionghoa di Indonesia”, sudah sangat overdosis.
Apa lagi memakai dalih teori konspirasi di Eropa dan Amerika, bahwa kelompok minoritas berkonspirasi mengambilalih kekuasaan politik dan ekonomi, adalah hipothesis yang ngawur sama sekali.
Justru disini kelompok minoritas; yang sering disebut sebagai Oligarki, sudah menguasai aset lahan yang luas, memonopoli industri, distribusi dan perdagangan, tataniaga impor dan perekonomian secara umum.
Mudah-mudahan mentalitas Chauvinisme sebagian elit, tidak berkembang menjadi paham warga Tionghoa secara umum, karena bisa berpotensi menjadi aliran fundamentalisme ekstrim.
Selamat Hari Lahir Pancasila.
Jakarta, 01 Juni 2022
Yap Hong Gie.