Salam Pancasila Masuk Kurikulum Pendidikan, Mayjen (Purn) Deddy S Budiman: Kenyataannya Kedaulatan di Tangan Oligarki Neo Komunisme

Salam Pancasila yang rencananya masuk kurikulum pendidikan dalam faktanya kedaulatan negara sudah ada di tangan oligarki Neo Komunisme.

“Salam Pancasila itu tak jauh beda dengan slogan NKRI harga mati. Sekarang kenyataannya NKRI mati beneran, kedaulatan NKRI sudah tidak ditangan rakyat lagi, tetapi sudah di tangan oligarki Neo Komunisme, artinya NKRI sudah dijajah Oligarki Neo Komunisme,” kata Pakar Pertahanan dari lembaga pemikir FKP2B Mayjen (Purn) Deddy S Budiman kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (23/1/2024).

Deddy mengatakan, salam Pancasila, kenyataannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai luhur Pancasila sudah tak ada. “Buktinya korupsi merajalela, penyakit masyarakat merajalela, impor narkoba menggelontor deras, SDA bebas dirampok asing aseng dan keseimbangan alam dirusak,” ungkapnya.

Ketika Salam Pancasila berencana masuk kurikulum pendidikan terjadi upaya mengganti dengan Trisila dan Ekasila. “Kenyataannya Pancasila, tak terlihat lagi dalam batang tubuh UUD 45, tak terlihat lagi dalam kehidupan mengelola NKRI. Rupanya oknum Aparat pemerintah sedang menikmati hasil amandemen UUD 45 asli,” papar Deddy.

Nilai-nilai luhur Pancasila itu sebaiknya diaplikasikan dulu dalam bentuk kebijakan pemerintah, sebelum Salam Pancasila disosialisasikan di kurikulum pendidikan.

“Jangan sampai terjadi jaman orde baru dan orde lama, instruksi dari atas, Pancasila harus dijalankan, kenyataannya rakyat berbondong-bondong nulis Pancasila di jalan,” ungkapnya.

Deddy menghimbau kepada aparat hukum, keamanan, pemerintah, yang terhormat anggota DPR, MPR dan DPD, segera aplikasikan terlebih dahulu nilai-nilai luhur Pancasila dan Pembukaan UUD 45, sebelum salam Pancasila masuk dalam kurikulum pendidikan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News