Aktivis Katolik Leonardus Sugiman menyatakan tidak masalah disebut kafir oleh orang Islam. Sebutan kafir tidak menyakiti karena agama Katolik biasa menyebut domba tersesat bagi non Katolik termasuk umat Islam, Hindu, Budha.
“Pak Kiai Said Aqil tidak perlu mengubah istilah kafir dengan istilah non muslim. Bagi kami yang Katolik tak masalah disebut kafir,” kata Leonardus Sugiman kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (24/12/2021).
Kata Leonardus Sugiman, perlunya saling memahami istilah masing-masing agama. “Biar saling memahami dan tidak perlu takut mengungkapkannya,” ungkapnya.
Menurut Leonardus Sugiman, dialog antar agama secara terbuka bisa meminimalisir ketakutan mengungkapkan berbagai istilah dalam setiap agama. “Dialog antar agama bukan untuk menutupi dan toleransi semu serta mencampuradukan ritual keagamaan,” jelas Leonardus Sugiman.
Berdialog lintas agama secara keras dalam forum tetapi bisa berangkulan setelah acara tersebut. “Tokoh-tokoh pendiri bangsa biasa berdialog antar agama tetapi mereka tetap rukun dan bersaudara,” ungkapnya.
KH Said Aqil Siradj mengatakan, NU tidak menggunakan sebutan kafir untuk warga yang tidak beragama Islam.
“Di bidang keagamaan, NU tidak menggunakan sebutan kafir untuk warga negara Indonesia yang tidak memeluk agama Islam,” kata Kiai Said Aqil, Kamis (23/12/2021).
Kiai Said dan seluruh NU percaya, panggilan itu bisa melukai warga yang tidak memeluk agama Islam. Dan NU tidak mau itu terjadi.
“NU berpandangan penyebutan kafir dapat menyakiti warga non-muslim di Indonesia,” tegas dia.