Keributan Muktamar NU di Lampung, KH Luthfi Bashori: Tampilan Aswaja, Perilaku Preman

Tak Berkategori

Keributan pleno tata tertib (tatib) muktamar NU ke-34 di Lampung menunjukkan sikap preman.

“Tampilannya Aswaja, perilakunya Preman.Kok bisa-bisanya ‘bentrok’ di arena musyawarah Ulama,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al-Murtadla Al-Islami, Singosari, Malang, KH Luthfi Bashori di akun Facebook-nya, Kamis (23/12/2021). “Prihatin dan sedih menontonnya,” ungkapnya.

Kiai Luthfi menuliskan sebuah pepatah: “kulitnya hijau, dagingnya merah. bajunya hijau, hatinya merah.”

Sidang pleno pembahasan tata tertib (tatib) Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) berlangsung panas dengan perdebatan keras.

Peserta muktamar NU yang protes sampai maju ke ketua sidang karena merasa tidak diberi hari berbicara.

Keributan di sidang pleno terjadi lantaran adanya beberapa PCNU yang diduga SK-nya masih bermasalah. Hal tersebut perlu ditanyakan dan diselesaikan dengan tuntas.

Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-34 NU Mohammad Mukri mengatakan keributan merupakan hal yang biasa. Pihak yang berdebat sama-sama bertujuan mewujudkan kebaikan.

“Semuanya kalau terjadi perdebatan-perdebatan tadi yang keras, ya biasa. Tapi semua itu justru untuk mewujudkan kebaikan dan kebenaran,” ujarnya, Rabu (22/12/2021).

Ia menilai, perdebatan dalam rapat pleno pembahasan tatib masih dalam koridor yang benar.

“Berjalan lancar meskipun cukup dinamis biasalah sepanjang masih ada di AD/ART masalah tatib ini. Ini sesuatu yang saya kira biasa gitu masih ada di dalam koridor yang benar,” ujar dia.