Densus 88 terlihat ngawur atas tidak ditemukannya kebun kurma di Tanggamus Lampung yang disebut sumber pendanaan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
“Tribunnews melakukan investigasi di Pekon Gunung Megang, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus, Lampung dan tidak ditemukan kebun kurma untuk pendanaan JI. Ini menandakan Densus 88 ngawur,” kata pengamat seniman politik Mustari atau biasa disebut Si Bangsat Kalem (SBK) kepada www.suaranasional.com, Ahad (14/11/2021).
Menurut SBK, panen pohon kurma 4 sampai 7 tahun. “Secara logika tidak mungkin kelompok teroris JI memakai dana dari bisnis pohon kurma yang butuh waktu lama. Biasanya mereka butuh orang secara cepat,” ungkapnya.
Kata SBK, masyarakat justru menganggap lucu ketika Densus 88 menyebut kelompok JI menanam pohon kurma untuk sumber pendanaan.
“Warganet di media sebagai perwakilan masyarakat beragam komentar atas pernyataan Densus 88. Warganet menilai lucu pernyataan Densus 88,” jelas SBK.
Informasi kebun kurma di Pekon Gunung Megang, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus, Lampung untuk pendanaan jaringan teroris sampai saat ini belum ditemukan kebenarannya.
Berdasarkan investigasi Tribunnews, pohon kurma tidak nampak sama sekali di kebun areal Gunung Megang.
Sedangkan yang terlihat hanya pohon kopi, pisang, pala, durian, cengkih.
Kondisi kebun sangat terawat, karena pohon-pohon tersebut tumbuh dengan bagus dan sebagian besar nyaris tidak ada belukar.
Kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) Lampung berencana menanam kurma yang akan menjadi sumber pendapatan. Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Polri, Kombes pol Aswin Siregar menyebutkan bahwa hal ini merupakan investasi hasil pengumpulan dana menjadi bisnis yang legal.
“Ini menunjukkan kemampuan mereka mempersiapkan pendanaan kelompok/jaringannya dimasa yang akan datang menjadi semakin tidak terdeteksi,” tutur Aswin melalui pesan singkat pada Jumat (12/11).