BANDAR LAMPUNG – Jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung mengaku kecewa dengan kinerja Ketua Steering Committee (SC) Muktamar M Nuh. Dalam kunjungannya ke Lampung, Sabtu (13/11/2021), Nuh secara mendadak dan sepihak membatalkan rencana pengecekan lokasi bakal penutupan Muktamar di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.
Padahal pada saat itu, sejumlah panitia seperti Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung KH Moh Mukri serta para panitia daerah telah lama menunggu untuk mendiskusikan persiapan teknis dan lain sebagainya. Yang membuat para panitia daerah kecewa, M Nuh beserta rombongan malah memilih hanya berkunjung ke kampus Universitas Malahayati. M Nuh diketahui bertemu dengan Rektor Universitas Malahayati Dr dr Muhammad Farich yang juga pengurus PWNU Lampung.
“Kami bersama-sama sudah menunggu dengan harapan akan banyak hal yang perlu didiskusikan dengan beliau. Tapi nyatanya malah seolah menghindar dan bermanuver. Ini membuat kami menjadi curiga Pak Nuh turut bermain politik dalam muktamar ini,” ujar Wakil Sekretaris PWNU Lampung Maskut Candranegara di Bandar Lampung, Sabtu (13/11/2021).
Maskut sangat menyayangkan sikap M Nuh tersebut. Dengan memegang amanah sebagai ketua dewan pengarah, mantan Mendikbud tersebut semestinya menjadi jembatan dan bisa merangkul semua elemen dalam rangka menyukseskan gelaran muktamar. Apalagi pelaksanaan muktamar ke-34 NU di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, membutuhkan pengelolaan yang tak seperti biasanya. Sisa waktu persiapan juga makin mepet karena muktamar akan digelar pada 23-25 Desember mendatang.
“Kami sebagai tuan rumah dan panitia daerah ingin sekali bisa menjalankan amanat Muktamar NU dengan sebaik mungkin. Sayang, di lapangan malah tercederai dengan kepemimpinan SC yang diduga tidak netral,” tandasnya.
Maskut meminta masalah ini perlu menjadi evaluasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk memperbaiki kinerja jajaran SC, terutama M Nuh. Hal ini penting karena berkaitan dengan marwah PBNU serta kredibilitas SC sendiri yang sejatinya menjadi komando tertinggi gelaran muktamar.
“Pak Nuh membuat situasi muktamar menjadi panas dan tak kondusif. Sayang nama besar NU ke depan akan tercederai jika hal seperti ini dibiarkan,” tegas Maskut.