Ada kemungkinan reshuffle kabinet akan terjadi pasca purna bakti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya akan memasukkan Hadi Tjahjanto dalam kabinetnya. Hadi Tjahjanto dinilai jenderal yang sangat loyal kepada Jokowi selama menjabat Panglima TNI. Posisi yang kemungkinan akan diisi Hadi Tjahjanto Menko Polhukam atau Kepala Staf Kepresiden (KSP),” kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada www.suaranasional.com, Sabtu (16/10/2021).
Kata Jamiluddin, Hadi Tjahjanto menjabat Kepala KSP tidak akan mengusik partai pendukung Jokowi. Karena itu, mengganti salah satu dari dua kursi tersebut tidak akan mengganggu soliditas antarpartai pendukung.
Hadi Tjahjanto yang paling aman mengganti KSP Moeldoko. Sebab, Moeldoko tidak punya dukungan massa dan belakangan ini menjadi tokoh yang kontroversial.
Moeldoko setidaknya membuat heboh dengan keterlibatannya mengusik Partai Demokrat. KLB Partai Demokrat di Deli Serdang yang “mengangkatnya” menjadi ketua umum tampaknya sudah merusak marwah dan kredibilitasnya di publik.
Ia mengatakan, konfrontasinya dengn ICW tampaknya turut memperlemah kepercayaan masyarakat terhadp Moeldoko. Hal ini dapat menjadi beban bagi Jokowi dalam memimpin kabinet hingga 2024.
“Berbeda halnya bila Hadi Tjahjanto mengisi kursi Menko Polhukam yang saat ini diisi Mahfud MD. Meskipun Mahfud bukan orang partai, namun dukungan NU sangat kuat. Karena itu, bila Mahfud diganti ada kemungkinan akan mendapat reaksi keras dari NU. Hal itu kiranya tidak diinginkan Jokowi,” jelasnya.
Selain itu, kehadiran Mahfud di Menko Polhukam sangat diperlukan untuk menjaga demokrasi di tanah air. Sebab, indeks demokrasi belakangan ini terus menurun, sehingga membuat khawatir para demokrat akan kelangsungan demokrasi di tanah air.
“Kalau Hadi Tjahjanto akan dimasukkan dalam kabinet, peluang terbesarnya mengganti KSP Moeldoko. Posisi ini paling aman diganti, yang kemungkinan riaknya paling kecil dan beban Jokowi dapat diminialkan,” pungkasnya.