Presiden Jenius Indonesia, Titip Salam Buat Demokrat

Uncategorized

Oleh : Ahmad Khozinudin (Sastrawan Politik)

Entahlah, nyaman sekali malam ini saya menikmati video narasi dari Kader Demokrat. Video penuh inspirasi, beragam satire, hingga ungkapan pejoratif yang menyakitkan -jika saja indera perasa tak bebal- dapat dinikmati untuk menghayati maksud dari setiap kata yang sarat akan makna.

Saya juga tahu, dimasa lalu Demokrat juga punya dosa. Dimasa depan, juga sangat terbuka mengulangi dosa. Tapi, saya juga harus bersikap adil, memberikan apresiasi terhadap sebuah narasi kritik kepada rezim, yang sarat makna dan kaya akan seni dan sastra.

Sebelumnya, setidaknya hingga tulisan ini dibuat, saya tak menemukan kritik sarat makna, intuisi yang menghayati, dengan polesan seni yang berkelas, dilakukan oleh partai lainnya. Bukan ingin mendiskreditkan, sebaiknya partai lainnya juga mencoba mengunggah kritik dengan cara yang lain, seperti yang dilakukan kader demokrat.

Saya sendiri, tak terlalu bisa menahan diri untuk bersikap halus, dengan memilih pilihan kata sarat makna, tetap bijak, namun menghujam ke ulu hati. Saya lebih sering mengambil ungkapan terbuka, kadang dengan metafora yang lebih terang, kontras dan kadang menantang.

Karya-karya semacam ini, perlu untuk lebih masif diproduksi. Sebab, kehadiran partai akan lebih terasa, jika hadir dalam banyak karya, bukan sebatas eksis melalui anggota parlemennya di Senayan.

Saya tidak tahu, apa video berjudul “Presiden ‘Jenius’ Indonesia” ini diproduksi resmi oleh divisi seni dan budaya partai demokrat. Atau, inisiatif kader yang tetap dalam supervisi dan kendali partai.

Dulu, di PDIP ada Rodinda, yang menggunakan sarana lagu untuk mengkritisi rezim. Sayangnya, kritik yang diajukan kepada petugas partai ‘pengkhianat’ hanya terkait hajat kekuasaan, bukan kepentingan rakyat.

Trio Macan ketika itu, benar-benar merongrong kandang banteng. Banyak kepentingan partai banteng diserobot trio macan, dan diaminkan oleh petugas partai PDIP.

Entahlah, siapa sutradara, scryp writer, pengisi suara, dan berapa orang yang terlibat dalam karya ini. Yang jelas, saya menikmati kritik yang disajikan.

Video karya kader Demokrat ini, lebih realistis mendefinisikan apa itu presiden jenius, ketimbang apa yang diumbar oleh Profesor yang ada di Singapura. Presiden jenius, adalah apa yang digambarkan dalam video ini.

Selamat, terus berkarya. Saya suka menikmati kritik yang dibalut karya seni, dengan itu kita bisa menikmati politik sebagai hiburan yang menyehatkan. Setelah rezim ini rubuh, boleh lah kita membuat seriosa sketsa seni perayaan bersama, untuk mengaktualisasikan rasa bahagia, terbebas dari belenggu kejeniusan. [].