Joko Widodo (Jokowi) dipersepsikan seorang raja Jawa yang bisa berkuasa lama terlebih lagi juru bicara presiden Fadjroel Rahman menyebut mantan Wali kota Solo itu punya kharisma.
“Saya melihat, Jokowi ini dipersepsikan raja Jawa. Saat kemenangan Pilpres 2014, Jokowi diarak dengan kereta kencana. Persepsi Jokowi raja Jawa tidak bisa dilepaskan munculnya gagasan perpanjangan kekuasaan presiden bahkan tiga periode jabatan presiden,” kata aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada www.suaranasional.com, Senen (6/9/2021).
Menurut tahanan politik era Soeharto, Jokowi sangat suka dipersepsikan seorang raja Jawa. “Demi mendapat persepsi itu, Jokowi rela melanggar protokol kesehatan (Prokes) dengan adanya kerumunan walaupun aparat penegak hukum tidak berani menindaknya,” jelaa Salim.
Kata Salim, Jokowi sendiri menggunakan politik Jawa yang seolah-olah tidak berambisi kekuasaan tetapi sejatinya memiliki keinginan memiliki jabatan tinggi. “Anaknya juga begitu, awalnya mengatakab tidak mau terjun politik tapi faktanya jabat Wali Kota Solo,” paparnya.
Selain itu, ia mengatakan, partai penguasa juga terlihat nyaman keberadaan Jokowi menjadi Presiden Indonesia. “DPR juga nyaman sehingga tidak menutup kemungkinan Pemilu 2024 ditiadakan sehingga parlemen dan presiden sama-sama diuntungkan,” jelas Salim.