Badan Intelijen Negara (BIN) kebobolan di Papua di mana selalu ada korban di pihak TNI/ Polri karena lembaga telik sandi negara itu hanya mengurusi isu Taliban dan radikal di Indonesia.
Demikian dikatakan pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Sabtu (4/9/2021). “Ancaman nyata kelompok teroris di Papua justru BIN mengaku menyusup ke Taliban,” ungkapnya.
Kata SBK, BIN di era Jokowi justru diduga terlibat dalam operasi penguntitan terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS). “Berdasarkan buku putih pembunuhan enam Laskar FPI ditemukan dokumen intelijen daerah untuk mengawasi HRS,” jelas SBK.
Menurut SBK, terbunuhnya anggota TNI/Polri menunjukkan tidak berfungsinya intelijen. “Pihak teroris Papua berhasil melakukan kontra intelijen,” ungkapnya.
Ia mengatakan, Komisi I DPR harus segera memanggil Kepala BIN Budi Gunawan atas kejadian di Papua. “BIN dibiayai negara sangat besar tetapi kinerjanya sangat mengecewakan dalam mengurusi Papua,” pungkasnya.