Kelompok komunis gaya baru memanfaatkan buzzer untuk melakukan adu domba dan kebencian sesama agama.
“Komunis gaya baru bergerak terus dan menyusup lembaga-lembaga pemerintahan, parpol dan sebagainya tidak tampil langsung menggunakan kepanjangan tangan melalui buzzer,” kata dosen senior Universitas Indonesia (UI) Taufik Bahaudin di channel YouTube UI Watch berjudul “Jelas, Semua Menjurus Bangkitnya Komunis Gaya Baru”
Taufik mengingatkan, ada pendukung PKI yang menyebut peristiwa Gestapu merupakan rekayasa politik untuk menjatuhkan Presiden Soekarno.
“Ada yang mengatakan buat apa diributin lagi masalah PKI, harus rekonsiliasi, dan PKI dan G30S/PKI disebut rekasa politik. Ini Pembelaan diri PKI dan pendukungnya dsebut viktimisasi,” papar Taufik.
Taufik Bahaudin, mengatakan, keberadaan komunis gaya baru di Indonesia berdasarkan hasil riset mahasiswa untuk mengambil gelar doktor di UI.
“Komunis gaya baru ditampilkan olahan PKC, bungkusan di luar kapitalis tapi masih komunis sepertu pengendalian satu partai, ada centra komite. Ciri yang jelas adalah mereka sangat anti agama. PKI gaya baru berorientasi ke PKC,” jelas Direktur Center Pengembangan Talenta dan Brainware UI ini.
Menurut Taufik, komunis gaya baru bergerak terus dan menyusup lembaga-lembaga pemerintahan, parpol dan sebagainya tidak tampil langsung menggunakan kepanjangan tangan melalui buzzer. Komunis gaya baru menyusup ke ormas-ormas Islam.
“Ciri-ciri yang harus kita sadari bahwa menjadi musuh besar PKI itu umat Islam dan harus dihancurkan diperlemah dan diadu domba. Kedua TNI diperlemah. Jadi yang menjadi kepanjangan tangan strategi komunis gaya baru kita sangat mudah mengindentifikan dengan menjelekkan Islam atau Islamophobia,” papar Taufik Bahaudin.