Bantuan sosial (bansos) untuk warga di Lamongan diduga ada permainan supplier sehingga tidak sesuai barang yang telah ditentukan.
Redaksi suaranasional.com mendapatkan informasi supplier yang mendapatkan proyek pengadaan bansos di Lamongan mengambil keuntungan terlalu tinggi. “Ada dugaan supplier ini mempunyai jaringan orang kuat di Lamongan,” ungkap sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Menurut sumber itu, ada dugaan satu orang mempunyai lima supplier untuk bansos di Lamongan. “Dugaan satu orang ini mencari keuntungan di tengah pendemi,” paparnya.
Sumber itu mengatakan, rakyat hanya menjadi korban para elit di Lamongan yang mengambil keuntungan dari Bansos. “Saya berharap Mensos Bu Risma melakukan sidak di Lamongan biar kasus ini terbongkar semua.
Kata Sumber itu, pihak aparat penegak hukum bahkan KPK untuk menyelidiki permainan supplier pengadaan bansos di Lamongan. “Keterlaluan mengambil keuntungan berlebih di tengah pandemi,” ungkapnya.
Di Lamongan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterimakan kepada KPM sejumlah Rp200ribu tiap Bulan. Untuk Bulan Juli ini disalurkan sekaligus 2 bulan yaitu bulan Mei dan Juni 2021. Penyaluran dua bulan ini memunculkan pertanyaan terlebih kejadian di Tuban. Di Tuban yang seharusnya disalurkan tiga bulan namun hanya dua bulan. (Rinto Caem)