Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pendukung Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom) yang fanatik dan radikal.
“Dendam Mega berubah menjadi pendukung Nasakom yang fanatik dan radikal,” kata aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam artikel berjudul “Rachma Anak Soekarno: Samasekali Lain dari Kakaknya”.
Sri Bintang mengatakan, Mega menjadi pengikut Nasakom yang fanatik dan radikal akibat dendam terhadap Orde Baru yang menjadikan PDI tidak boleh mendapatkan lebih 100 kursi di DPR.
“Yang aku tidak mengerti, kenapa Mega menjadi “Pro- Komunis” hanya karena Soeharto “Anti PKI”,” jelas Sri Bintang.
Mega menjadi pendukung Nasakom yang fanatik dan radikal, kata Sri Bintang ketika ia kalah Pilpres 2004 melawan SBY padahal Ketum PDIP itu sudah membangun Poros Jakarta-Beijing-Moskwa-Pyongyang.
“Mega membangun Poros Jakarta-Beijing-Moskwa-Pyongyang, maka AS pada akhirnya “menunjuk” SBY menggantikan Mega. Karena itu dendam Mega berubah menjadi Pendukung Nasakom yang fanatik dan radikal,” ungkapnya.