Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih baik dibandingkan Rezim Joko Widodo (Jokowi).
“Secara umum era SBY dianggap jauh lebih baik ketimbang era Jokowi,” kata Sastrawan politik Ahmad Khozinudin dalam artikel “Soesilo Bambang Yudhoyono”, Kamis (17/6/2021).
Kata Ahmad Khozinudin, di era Jokowi utang luar negeri jumlahnya sangat banyak bahkan jumlah bisa digabung era Soekarno, Soeharto, Habibie hingga SBY. “Utang presiden sebelumnya masih kalah jauh dengan satu periode dan dua tahun di era petugas partai PDIP,” paparnya.
Pemerintah SBY dianggap lebih baik dibanding era Jokowi, kata Ahmad Khozinudin terlihat pada era SBY utang masih masih dibawah Rp. 2000 T.
Di era Petugas Partai PDIP, hingga April 2021 Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 418 miliar atau setara RP 6.041 triliun pada April 2021. Posisi utang tersebut tumbuh 4,8% dari April 2020 yang sebesar US$ 398,9 miliar atau setara Rp 5.764,9 triliun.
Kata Ahmad Khozinudin, data tentang utang di era Jokowi belum termasuk utang BUMN yang juga menjadi tanggungjawab jawab APBN. Bank Indonesia (BI) mencatat Per Maret 2021 total Utang Luar Negeri BUMN mencapai US$ 59,65 miliar atau setara dengan 28% dari total ULN swasta nasional. Pangsanya naik 1 poin persentase dibanding periode yang sama tahun lalu ketika masih di angka 26,4%.
“Apabila menggunakan asumsi kurs Rp 14.300/US$ maka total ULN BUMN mencapai Rp 852,99 triliun. Apabila total aset BUMN saat ini mencapai Rp 9.295 triliun maka rasio ULN terhadap total aset mencapai 9,2%,” jelasnya.