Anies Baswedan mempunyai titik buta (blind spot) yang mudah dimanfaatkan oknum Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) untuk kepentingan pribadinya.
“Sebagaimana manusia, Anies mempunya blind spot ada titik buta, dimanfaatkaan oknum TGUPP untuk kepentingan mereka sehingga fakta yang muncul ada AW yang dipecat dari TGUPP,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada www.suaranasional.com, Selasa (12/5/2021).
Kata Amir, ada oknum TGUPP yang mempersulit ijin di DKI Jakarta sehingga para pengusaha yang dulunya mendukung Anies di Pilkada 2017 sudah tidak mempunyai respek terhadap mantan Rektor Universitas Paramadina itu. “Belum lagi keluhan para ASN di Pemprov DKI Jakarta terhadap berbagai kebijakan Anies,” ungkapnya.
Menurut Amir, titik kelemahan Anies, orang nomor satu di Jakarta itu juga kesulitan mendapat dukungan dari kalangan warga NU di Jawa yang lebih mengedepankan Islam Nusantara. “Anies itu identik dengan etnis arab, padahal Islam Nusantara itu tidak suka dengan yang berhubungan dengan arab,” paparnya.
Anies mendapat dukungan warga NU DKI yang mempunyai kultur berbeda dengan NU di Jawa. “Warga DKI itu secara ibadahnya ala NU atau biasa disebut ahlussunah waljamaah tetapi berbeda afiliasi politiknya dengan NU di Jawa,” jelasnya.
Selain itu, kata Amir, sisa jabatan 18 bulan di Pemprov DKI, Anies harus menyelesaikan Raperda yang dibahas di DPRD. “Perda tentang zonasi dan sebagainya, Anies harus menertibkan oknum TGUPP, menata birokrasi,” pungkasnya.