Indikasi aqidah salafi sebagai bibit terorisme dengan ditangkapnya Ustadz FA asal Yogyakarta di Bandara Soekarno-Hatta setelah pulang dari Turki.
“Ustadz FA itu beraqidah salafi yang menganggap kebenaran itu hitam putih. pemahaman Al-Wala’ wal-Bara’ yang berlebihan bisa memunculkan ekstrimisme dan terorisme,” kata koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Kamis (15/4/2021).
Al Wala’ merupakan loyalitas atau kesetiaan sedangan Bara’ berlepas diri. Dari konsep ini umat Islam diminta untuk loyal kepada umat Islam dan berlepas dari atau melarang setia kepada orang kafir.
Kata Nur Khalim, orang-orang yang terduga teroris biasanya menggunakan konsep Al Wala’ Wal Bara’ untuk memerangi kelompok kafir. “Pemerintah pun dianggap thogut yang harus dihancurkan dengan berbagai aksi teror,” jelas Nur Khalim.
Menurut Nur Khalim, aqidah Al Asy’ari dan Al Maturidi harus lebih diperkenalkan di semua kalangan agar masyarakat tidak terpapar radikalisme dan terorisme. “Ini menjadi bagian tugas kita semua untuk memperkenalkan aqidah yang lebih moderat kepada umat Islam di Indonesia,” ungkapnya.
Kata Nur Khalim, Kementerian Agama atau MUI harus menarik semua buku aqidah salafi di berbagai sekolah maupun pondok pesantren. “Kalau dibuat kajian tidak apa-apa, kalau sudahh dibuat doktrin sangat berbahaya,” pungkasnya.