Regenerasi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap melanggengkan trah Soekarno. Semua ini akan mengentalkan predikat PDIP sebagai partai keluarga.
Demikian dikatakan Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada www.suaranasional.com, Ahad (21/3/2021).
Kata Jamiluddin, kader PDIP yang bukan trah Soekarno, sehebat apapun mereka, peluangnya hanya akan jadi sekjen, ketua departemen, dan posisi lainnya di DPP PDIP. “Mereka ini seolah tahu diri tidak akan lancang menyampaikan keinginannya menjadi calon ketua umum PDIP,” jelasnya.
Setidaknya ada empat trah Soekarno yang saat ini yang berkiprah di politik berpelung menggantikan Mega. Mereka adalah Prananda Prabowo, Puan Maharani, Guru Soekarnoputra, dan Puti Guntur Soekarno. Dari empat nama ini, hanya Prananda dan Puan yang peluangnya lebih besar menggantikan Mega.
Jamiluddin mengatakan, Mega tampaknya akan mendaulat Prananda sebagai penerusnya. Kongres mendatang hanya alat legitimasi mengantarkan Prananda jadi ketua umum PDIP.
Sosok Prananda, selain memiliki kecerdasan, juga skill manajerialnya jauh lebih mumpuni daripada Puan. Di internal PDIP, termasuk kader di daerah, tampaknya lebih menerima Prananda daripada Puan.
“Modal sosial Prananda jauh lebih baik daripada Puan. Hal itu terjadi karena Prananda berhasil melakukan konsolidasi di internal PDIP,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan, peluang Joko Widodo menjadi ketua umum PDIP dapat dihambat bila faksi Prananda, faksi Puan, faksi Budi Gunawan, dan faksi Ahmad Basarah bersatu. “Faksi-faksi ini cukup kuat dan dapat mengantarkan Prananda menjadi ketua umum PDIP,” pungkasnya.