Sebanyak 25 pimpinan dan anggota Gerakan Laskar (GL) Pro 08, Kamis (25/2/2021), mendonorkan darahnya di kantor PMI DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Dari ke-25 pendonor ini, 8 orang di antaranya merupakan penyintas Covid-19.
“Yang penyintas Covid-19 itu saya, istri, orangtua saya, anak saya, ipar saya dan keponakan,” kata Ketua Umum GL Pro 08 Jimmy CK kepada wartawan.
Jimmy mengatakan, acara donor darah ini diselenggarakan selain merupakan kegiatan rutin GL Pro 08 setiap merayakan ulang tahun, dimana pada 8 Februari 2021 lalu genap berusia 13 tahun, juga untuk membantu pasien Covid-19 yang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit agar dapat cepat sembuh.
“Kalau plasma konvalesen yang ada dalam darah kami yang delapan orang ini, yang merupakan penyintas Covid-19 digunakan untuk terapi pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit, mereka kan dapat segera sembuh,” katanya.
Jimmy menjelaskan, dia dinyatakan positif Covid-19 pada November 2020, dan sembuh pada Desember 2020.
Saat dirinya terpapar, satu persatu tujuh anggota keluarganya yang ikut mendonorkan darahnya hari ini, bertumbangan karena juga terinfeksi virus asal China itu, namun semuanya telah pulih.
Saat terpapar, jelas Jimmy, ia mengalami demam tinggi, pusing, badan pegal-pegal, sesak napas dan asam lambungnya naik.
“Saya sembuh karena mengonsumsi vitamin, minyak kayu putih, bawang putih tunggal, dan yang terpenting adalah tetap gembira, karena jika stres bisa makin parah,” katanya.
Jimmy mengimbau agar masyarakat secara ketat melaksanakan 3M (memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak), karena ini cara efektif untuk menghindari paparan Covid-19.
Sebab, kata dia, kita tak tahu apakah orang di sekitar kita terpapar atau tidak, karena banyak yang tidak menampakkan gejala.
“Saya juga dulu tak tahu terpapar dari siapa,” katanya.
2 Tempat Isolasi
Karena pengalaman pahit itu, Jimmy mengatakan dirinya terpanggil untuk membantu orang-orang yang sedang terpapar Covid-19. Caranya, dengan menyediakan dua tempat isolasi untuk pesien penyakit itu.
Salah satu dari kedua tempat isolasi tersebut berlokasi di wilayah Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, dan satunya lagi berada di Markas GL Pro 08 di Jalan Matraman Dalam 1, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Tempat isolasi ini diprioritaskan bagi warga di lingkungan dimana tempat isolasi itu berada, khususnya warga dari kalangan tidak mampu dengan kondisi rumah yang tidak memungkinkan menjadi tempat isolasi.
“Tempat isolasi di Markas GL Pro terdapat 14 tempat tidur dan di Sawah Besar 12 tempat tidur,” jelasnya.
Penyediaan tempat isolasi ini dikoordinasikan dengan pihak kecamatan setempat, dan setiap orang yang menjalani isolasi di situ akan diberikan obat-obatan, makanan yang memenuhi standar gizi, dan vitamin.
Mereka juga akan menjalani metode pengobatan sebagaimana yang diterapkan pemerintah di Wisma Atlet, seperti setiap pagi para pasien yang menjalani isolasi diajak berolah raga, dan diberikan konseling agar mereka tidak stres, tetap gembira dan termotivasi untuk cepat sembuh.
“Berdasarkan pengalaman saya dan keluarga, isolasi dilakukan selama 10 hari. Jika tidak ada gejala lagi, bisa pulang, tapi kalau ada gejala, isolasi ditambah tiga hari lagi,” katanya.
Kalau setelah itu tak ada gejala, lanjut Jimmy, pasien bisa pulang, tapi kalau selama isolasi pasien memperlihatkan gejala yang lebih serius, akan dirujuk ke rumah sakit.
Soal dana penanganan kedua tempat isolasi tersebut, kata Jimmy, akan ditanggung oleh dirinya dan organisasinya.
“Tapi kami akan sangat berterima kasih kalau pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19 DKI Jakarta memberikan dukungan,” katanya.
Camat Sawah Besar Prasetyo Kurniawan menyambut baik tempat isolasi yang disediakan GL Pro 08, karena keberadaan tempat isolasi ini merupakan hasil kolaborasi elemen masyarakat dengan pemerintah untuk mengantisipasi warga Sawah Besar yang terinfeksi Covid-19, namun rumahnya tidak layak untuk menjadi tempat isolasi karena sempit dan berada di pemukiman padat.
Meski demikian Prasetyo mengatakan kalau saat ini, karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, jumlah kasus Covid-19 di wilayahnya relatif terus turun, sehingga saat ini di wilayahnya tak ada lagi zona merah.
“Dari 585 RT di Sawah Besar ini, 31 RT di antaranya berstatus zona kuning. Sisanya zona hijau,” jelas Ptasetyo.
Sementara dari 128.232 warga Sawah Besar, saat ini yang masih menjalani isolasi sebanyak 67 orang.
“Saya berterima kasih atas kolaborasi ini, tapi saya berharap kasus Covid-19 terus turun dan tak perlu lagi ada warga yang diisolasi,” tutupnya.