Semua pihak harus dapat menghentikan kebencian dan saling lapor kepolisian di tengah kondisi bangsa Indonesia terdampak wabah Covid-19 dan kesulitan ekonomi di masyarakat.
Demikian dikatakan Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid kepada suaranasional, Sabtu (13/2/2021). “Semua anak bangsa harus berfikir musuh ada banyak di depan mata bukan hanya Covid-19, rakyat menangis tidak dapat bekerja di-PHK, kebutuhan untuk sebuah kehidupan sangat minus,” ungkapnya.
Daripada saling melaporkan ke polisi dalam kondisi sekarang ini, kata Habib Umar lebih baik membuat organisasi menggalang dana untuk membantu masyarakat. “Membantu masyarakat dampaknya lebih baik dan jelas,” kata Habib Umar.
Habib Umar juga merasa heran mengapa budaya bangsa Indonesia telah berubah menjadi budaya kebencian dan hilangnya perilaku santun serta nuansa intelektual. “Anak muda yang sudah kehilangan arah tidak ada lagi cinta terhadap para tokoh maupun sesepuh ‘mau jadi apa negara ini?’ Hanya di jaman ini banyak pertikaian dan pengaduan ke polisi,” ungkap Habib Umar.
Ia meminta pada para pejabat jangan memberi label buruk ketika mendapat kritikan dari rakyat. “Setiap manusia wajar punya kesalahan, dikritik itu biasa. Di mana saja kritik itu sehat. Makna kritik itu sehat, untuk kebaikan,” jelas Habib Umar.
Habib Umar mencontohkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dikritik bahkan disindir tetapi tidak ada pendukungnya yang melaporkan ke polisi.
Selain itu, Habib Umar meminta aparat kepolisian tidak serta merta menerima semua laporan dari masyarakat. “Polisi harus menyelidiki pelapor atas tujuan laporannya, apakah ada unsur kebencian dan lain-lain atas diri pelapor,” ungkapnya.
Habib Umar mengajak semua lapisan masyarakat agar lebih peka menghadapi situasi dan kondisi negara saat ini. “Kita ibarat dalam satu perahu jagalah agar perahu tersebut aman dari tangan-tangan jahil yang ingin merusak, hindari pertikaian sesama kita yang mana akan membawa balas dendam di kemudian hari,” pungkas Habib Umar.