Media sosial baik melalui Facebook, Twitter, Instagram, YouTube maupun aplikasi lainnya memunculkan demokrasi di era digital.
“Dulu demokrasi ada di jalanan, sekarang sudah beralih di media sosial. Itu salah satu perkembangan teknologi informasi, di sisi lain munculkan demokrasi di era digital,” kata Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM), Razikin kepada suaranasional, Rabu (3/2/2021).
Menurut Razikin, media sosial dan perkembangan demokrasi di era digital memunculkan perdebatan di kalangan masyarakat terlebih lagi adanya buzzer. “Posisi buzzer yang dianggap pro pemerintah juga dipertanyakan juga. Pemerintah tidak menyerahkan semua ke buzzer,” paparnya.
Ia mengatakan, pertarungan di media sosial bukan masalah isu tetapi ada sisi bisnisnya. “Kita tidak bisa menjustifikasi buzzer digerakkan pemerintah karena ada kepentingan ekonomi bila menjadi viral. bisa saja orang yang secara sukarela berpihak ke pemerintah, ketemu kepentingan bisnis,” ungkap Razikin.
Menurut Razikin, ada buzzer atau influencer di lembaga pemerintah tetapi memberikan informasi yang positif kepada masyarakat.
Ia mengatakan, di era demokrasi digital semua bebas menyatakan pendapat baik pro dan kontra pemerintah melalui media sosial tetapi harus sesuai dengan undang-undang. “Selama narasi mereka tidak memunculkan masalah, kita tidak bisa mempermasalahkan karena arena bebas di era demokrasi,” ungkapnya.
Selain itu, Razikin juga mempermasalahkan kasus Denny Siregar belum diproses secara hukum. “Pertanyaannya mengapa Denny siregar tidak diproses, ini tantangan buat polisi. Kalau tidak diproses berikan argumentasi ke publik bahwa tidak ada pasal dilanggar,” ungkap Razikin.
Kasus Denny Siregar, kata Razikin merupakan tantangan Kapolri baru Jenderal Pol Listyo Sigit Prabwo dalam penegakan hukum. “Selama ini narasi yang diungkapkan Kapolri Listyo sangat bagus bahwa polisi dekat masyarakat dan humanis,” jelasnya.
Ia mengatakan, aparat kepolisian tidak perlu khwatir klaim Denny Siregar dan kelompoknya sebagai pembela Presiden Jokowi. “Presiden juga tidak menggantungkan kepada kelompok-kelompok ini. banyak kelompok lain yang memberikan narasi bagus membela Presiden Jokowi daripada yang diperlihatkan Denny Siregar dan kelompoknya,” ungkap Razikin.