Oleh: Nazar EL Mahfudzi
Evolusi menjadi rasisme jika ditujukan Kepada seseorang, apalagi penghinaan sebagai dasar kebencian.
Konsep perkataan “evolusi” yang dikatakan Permadi Arya kepada Natalius Pigai mendorong kebencian rasis dan terutama pada fakta kompleksitas dan ketidakterpisahannya spektrum kebencian yang lebih luas.
Argumentasi Permadi Arya melakukan ujaran kebencian menggunakan makna evolusi, yang atau kerap dikatakan sebagai keterbelakangan pemikiran seseorang juga masuk dalam ranah rasisme, apalagi dikaitkan dengan sebuah kehidupan manusia yang berkembang secara lambat, mencirikan cacat atau perbedaan fisik harkat dan martabat sesorang.
Landasan metodologi interseksionalitas adalah titik temu atau hubungan antara segala sistem atau bentuk penindasan, dominasi dan diskriminasi.
Dalam kajian politik luar negeri interseksionalitas diskriminasi sebentuk pelanggaran HAM secara interseksional.
Teori interseksionalitas kemudian dikembangkan menjadi analisis interseksionalitas untuk mempelajari berbagai diskriminasi yang dialami oleh manusia akibat kombinasi identitas diri mereka.
Darling (2002) Intersectionality: Understanding and Applying intersectionality to Confront Globalization, dipresentasikan pada AWID 9th International Forum October 5, 2002 Guadalajara, Mexico. Merinci berbagai berbagai ujaran kebencian dengan dasar evolusi sebaga identitas diri dan faktor-faktor bersilangan sebagai berikut: ras dan warna kulit, kasta, usia, pemikiran, etnik, bahasa, keturunan, baik/tidak baik, orientasi seksual, agama, kelas sosial ekonomi, cacat/tidak cacat, budaya dll.