Umat Islam tidak akan mewakafkan hartanya ke negara dalam kondisi adanya Islamopobhia di Indonesia.
“Islamopobhia, lalu siapakah umat Islam yang tergiur untuk mewakafkan hartanya?” kata Guru Besar Undip Prof Suteki di akun Facebook-nya Vladimir Sutekov.
Suteki mempertanyakan siapa yang tergiur potensi dana wakaf di Indonesia. “Lalu siapa yang tergiur hingga lidah menjulur penuh liur atas potensi harta dan dana wakaf? Jika tergiur, dengan sarana apa bisa memaksa umat untuk wakaf, sedang zakat pun bukan kewajiban di negeri ini karena memang tidak dikelola dengan hukum Islam,” ungkapnya.
Suteki meminta pemerintah menghilangkan islamophobia dengan adanya narasi radikal, ektrimis bahkan teroris. “Hilangkan Islamophobia karena Islam bukan radikalis, bukan ekstremis dan apalagi teroris,” paparnya.
Kata Suteki, pemerintah jangan hanya mau dana dari umat Islam tetapi melindungi alim ulamanya dan umatnya.
“Jika yang terjadi dalam pemerintahan justru pobhia terhadap Islam dengan segala ajaran, atribut dan simbolnya, maka dana yang dikumpulkan pun tidak akan barokah untuk pengentasan kemiskinan karena mercusuar yang dibangun akan dilahap bencana yang bertubi-tubi. Infrastruktur dapat rusak, hilang diterpa badai, longsor, banjir, gempa bumi, dan gunung meletus. Kita tentu tidak ingin keadaan seperti itu terjadi,” ungkapnya.