Presiden Joko Widodo mengatakan sudah lebih dari 50 tahun Kalimantan Selatan tidak dilanda banjir. Hal itu ia sampaikan saat meninjau dampak banjir Kalimantan Selatan di Kabupaten Banjar, Senin (18/1).
“Saya meninjau banjir ke Provinsi Kalimantan Selatan yang terjadi di hampir 10 kabupaten dan kota ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan,” kata Jokowi di Kabupaten Banjar, Kalsel, Senin (18/1).
Menurut Jokowi, Sungai Barito hanya mampu menampung debit air 230 juta meter kubik. Namun, hujan deras di Kalsel pekan lalu membuat debit air di sungai itu mencapai 2,1 miliar meter kubik.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan tiga perintah kepada jajarannya. Pertama, ia meminta Jembatan Mataraman yang putus karena banjir diperbaiki dalam empat hari.
Kedua, Jokowi meminta pemerintah memperhatikan evakuasi korban banjir Kalimantan Selatan. Lalu, ia meminta pemerintah memperhatikan bantuan bagi para korban.
“Logistik untuk pengungsi ini penting karena hampir 20 ribu masyarakat berada di pengungsian,” ujarnya.
Sebelumnya, banjir besar merendam 27.111 rumah di 10 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. BNPB mencatat 112.709 orang terdampak dan harus mengungsi.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai bencana alam ini tidak terlepas dari kerusakan lingkungan. Walhi mencatat dari 3,7 juta hektar total luas lahan di Kalsel, hampir 50 persen di antaranya sudah dikuasai oleh perusahaan tambang dan kelapa sawit.