Jutaan relawan akan dikumpulkan pada 22 November 2020 di Jakarta untuk menghadapi gerombolan liar yang akan menjatuhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kita akan kumpulkan jutaan relawan di Jakarta 22 November 2020. Ini apel akbar menghadapi gerombolan liar yang akan jatuhkan Presiden Jokowi,” kata Ketua Umum Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98) Anto Kusumayuda kepada suaranasional, Ahad (15/11/2020).
Anto memastikan seluruh relawan di seluruh Indonesia sudah menyatakan siap ke Jakarta untuk ikut apel akbar dalam menghadapi gerombolan liar. “Relawan dari Sabang sampai Merauke sudah menyatakan siap ikut apel akbar,” jelas Anto.
Ia menjelaskan, relawan yang datang ke Jakarta dalam menghadapi gerombolan liar atas dasar kesadaran untuk menjaga konstitusi bangsa Indonesia. “Mayoritas mereka datang bentuk kecintaan terhadap bangsa dan negara dari ancaman gerombolan liar yang ingin jatuhkan Presiden Jokowi,” ungkap pria yang pernah diuber-uber di era Presiden Soeharto ini.
Menurut Anto, gerombolan liar ini menunggangi demonstrasi buruh dan mahasiswa yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. “Demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja sudah menyuarakan untuk menjatuhkan Jokowi. Ini menunjukkan sudah ada gerakan makar ingin jatuhkan Jokowi,” jelas Anto.
Kata Anto, pernyataan Habib Rizieq Syihab (HRS) sepulang dari Arab Saudi di Petamburan, Jakarta Pusat merupakan provokasi terhadap rakyat untuk melawan pemerintahan sah Presiden Jokowi. “HRS dicoba dijadikan tokoh untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jokowi,” ungkap Anto.
Anto mengatakan, HRS mencoba menggiring opini ke rakyat bahwa pemerintahan Jokowi salah sehingga perlu ada rekonsiliasi. “Pemerintah tidak salah, tidak perlu rekonsiliasi. Persoalan yang dihadapi HRS itu penegakan hukum,” jelas Anto.
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), kata Anto merupakan gerombolan liar yang ingin menjatuhkan Presiden Jokowi. “Gatot Nurmantyo tidak hadir atas penghargaan Bintang Mahaputera di Istana sebagai bentuk pelecehan terhadap kepala negara. Gatot sengaja tidak hadir untuk menjatuhkan martabat Presiden Jokowi,” ungkap alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
Selain itu, kata Anto, PPJNA 98 akan melakukan penyadaran politik di desa-desa seluruh Indonesia terhadap bahaya gerombolan liar yang akan menjatuhkan Presiden Jokowi. “Kita akan melakukan pendidikan politik terhadap rakyat di desa-desa seluruh Indonesia akan ancaman gerombolan liar yang akan menjatuhkan Presiden Jokowi,” papar Anto.
Anto mengatakan, salah satu pendidikan politik yang akan disampaikan di desa-desa terkait bahaya acara reuni 212. “Acara reuni 212 yang akan dilaksanakan 2 Desember 2020 sebagai kegiatan politik untuk menggoyang Presiden Jokowi,” pungkas Anto.