Kata ‘KAMI’ sangat sakral dalam kehidupan kebangsaan Indonesia seperti yang tercantum dalam Sumpah Pemuda, Proklamasi 1945, Sapta Marga TNI, Tribrata Polri dan Janji Menwa (Panca Dharma Satya).
Demikian dikatakan pengamat kebijakan publik Amir Hamzah dalam pernyataan kepada suaranasional, Jumat (2/10/2020). “Sangatlah tepat kata ‘KAMI’ yang sakral itu bisa dilekatkan dengan KAMI yang dimotori Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin untuk mencegah perpecahan bangsa,” ungkapnya.
Kata Amir Hamzah, kemunculan KAMI untuk mencegah kemunculan ideologi komunis Cina maupun kapitalisme dari barat. “KAMI menjaga berbagai ideologi yang bisa merusak bangsa Indonesia termasuk neoliberalisme maupun neokapitalisme,” papar Amir Hamzah.
Menurut Amir Hamzah, Gatot Nurmantyo dan KAMI sudah memperhitungkan secara matang segala kemungkinan yang terjadi ketika mengungkapkan indikasi kemunculan PKI. “KAMI mempunyai usaha secara sistematis dan konseptual untuk mempersatukan Bangsa Indonesia,” jelas Amir Hamzah.
Selain itu, ia melihat Rezim Jokowi menempatkan KAMI sebagai musuh. “Harusnya Rezim Jokowi melihat KAMI sebagai bentuk aspirasi masyarakat bahwa ada kondisi merugikan kedaulatan bangsa Indonesia dan merusak bangsa. Pemerintah harus lebih akomodatif terhadap KAMI,” ungkapnya.