Letjen (Purn) Sayidiman Tolak BIN Miliki Pasukan

Badan Intelijen Negara (BIN) tidak boleh memiliki pasukan karena tugasnya hanya mengumpulkan informasi dan bukan penindakan.

“BIN tak boleh punya pasukan. BIN adalah badan intelijen dan tak pernah punya pasukan,” kata mantan Wakil KSAD Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo dalam pernyataan kepada wartawan, Jumat (11/9/2020).

Menurut Sayidiman, saat ini BIN dibiarkan atau diperbolehkan memiliki pasukan sama saja seperti Schutzstaffel di era Hitler. “Saya kira sudah waktunya TNI sebagai pembela Pancasila menegaskan hal ini. Kalau Panglima TNI tak mau, sebaiknya para KSAD, KSAL, KSAU bersatu utk menegaskan ini,” ungkapnya.

Sayidiman mengusulkan Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Laut (PPAL), Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Udara (PPAU) bersatu mendukung para Kepala Staf Angkatan.

“Kalau para Kepala Staf Angkatan tidak bergerak saya minta/harap PPAD, PPAL, PPAU mengingatkan mereka sebagai Pelaksana Saptamarga, NKRI berdasar PANCASILA harus dijaga, khususnya oleh TNI. NKRI bukan negara bukan negara fasis,” pungkasnya.

Di hadapan para jenderal TNI yang hadir, BIN memamerkan sekelompok pasukan bersenjata, Kamis (10/9/2020).

Penampakan kemunculan pasukan bersenjata itu diketahui dari sebuah rekaman video yang disiarkan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Bambang Soesatyo.

Tidak diketahui dari mana asal pasukan itu, karena yang terlihat mereka hanya menggenakan seragam hitam-hitam lengkap dengan senjata laras panjang.

Dan Bamsoet menyebutkan bahwa pasukan bersenjata itu adalah pasukan khusus intelijen BIN bernama Rajawali.

“Pasukan Khusus Rajawali BIN memang beda. Selamat! Penampilan yang luar biasa. Jaga Indonesia. Jaga NKRI,” tulisnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News