Menkopolhukam Mahfud MD ditunggu masyarakat adat di Kalimantan terkait pernyataan atas penangkapan Effendi Buhing.
“Sampeyan masih ditunggu Masyarakat Adat di Kalimantan. Jadi pejabat itu mulutnya kudu tertib, bos! @mohmahfudmd,” kata aktivis pembela masyarakat adat Rahung.
Ketua Komunitas Adat Laman Kinipan, Kalimantan Tengah, Effendi Buhing menjelaskan video yang diunggah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD usai dirinya ditangkap dan dibebaskan polisi.
Buhing mengaku dirinya diminta oleh polisi membuat pernyataan untuk meredam amarah publik. Pernyataan Buhing yang direkam tersebut juga menjadi syarat bagi dirinya aga bisa bebas.
“Polres meminta buat testimoni yang akhirnya menyejukkan semua orang. Saya tangkap bahwa jangan membuat statement memperkeruh suasana,” kata Buhing dalam program ‘Mata Najwa’ yang disiarkan Trans 7, Rabu (2/9) malam.
Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud MD mengunggah pernyataan Buhing.
“Merespons petisi yang meminta pelepasan Effendi Buhing, seorang yang ditangkap karena (beritanya) mempertahankan tanah adat maka dengan ini saya infokan bahwa yang bersangkutan sudah tidak ditahan. Dan bukan kasus tanah adat tapi kasus pencurian yang dilakukan oleh beberapa orang yang mengaku disuruh Buhing,” kata Mahfud dalam cuitan, Jumat (28/8).
Dalam lanjutan cuitannya, Mahfud menyebut masyarakat yang awalnya memprotes penangkapan Buhing karena mempertahankan tanah adat justru mempermasalahkan video pengakuan Buhing yang dirinya unggah.
“Wah, tadi protesnya karena Buhing ditangkap saat mempertahankan tanah adat. Setelah dibantah diminta video bantahannya, setelah diberi videonya dibilang videonya mencurigakan, dibuat dalam tekanan, kok duduk di kursi mewah, dll,” ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.