Memasuki bulan Muharam 1442 H, beberapa pengurus Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) baik pimpinan wilayah maupun daerah sambangi Polda dan/atau Polres setempat untuk beraudiensi soal pelarangan acara-acara syiah.
Diawali oleh pengurus ANNAS Wilayah Jateng yang beraudiensi dengan Polda Jateng, disusul kemudian ANNAS Wilayah Kalimatan Timur ke Polda Kaltim, ANNAS Wilayah Kepulauan Riau ke Polres Karimun, ANNAS Wilayah Sulawesi Selatan ke Polda Sulsel, Jundullah ANNAS Pusat dan ormas-ormas Islam Bandung Raya ke Walikota Bandung, dan ANNAS Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) ke Polda Metro Jaya, Kamis (27/8/2020).
Dalam kesempatan beraudiensi dengan pihak Polda Metro Jaya, ANNAS Jabodetabek yang dipimpin Dr. Haikal Hasan menyampaikan beberapa hal tentang bahayanya syiah bagi aqidah dan kedaulatan NKRI. Sekretaris ANNAS DKI Muhammad Ismed yang mendampingi Haikal dalam beraudiensi menegaskan bahwa jika syiah dibiarkan berkembang maka bersiap-siaplah Indonesia akan hancur, tegasnya.
Dalam rilisnya di antaranya ANNAS Jabodetabek menyatakan, menyikapi bahaya syiah untuk kedaulatan Negara dan Agama Islam kami meminta kepada aparat kepolisian agar senantiasa memonitor dan membatasi setiap gerakan dan langkah-langkah mereka dan agar pemerintah mengeluarkan keputusan bahwa syiah adalah ideologi terlarang di Indonesia sebagaimana komunis.
Penulis: Tardjono Abu Muas