Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak disebut bapak buzzer nasional karena telah menganggarkan Rp90,45 miliar untuk buzzer.
“Jokowi: bapak buzzer nasional,” kata Enggal Pamukti di akun Twitter-nya @EnggalPMT.
Enggal mengatakan, Soekarno mendapat sebutan bapak Proklamator. “Soeharto bapak pembangunan, Habibie bapak Iptek, Waliyullah Gus Dur bapak kebhinnekaan, SBY bapak demokrasi,” ungkap Enggal.
Indonesian Corruption Watch (ICW) membeberkan hasil temuannya yang dikumpulkan sejak 14 Agustus 2020 hingga 18 Agustus 2020, perihal jumlah anggaran yang dikucurkan Pemerintah Pusat.
Temuan tersebut disampaikan langsung Peneliti ICW, Egi Primayogha dalam konfrensi pers yang digelar secara daring, pada Kamis 20 Agustus 2020.
Egi Primayogha menyatakan pemerintah diduga menggelontorkan anggaran sebesar Rp90,45 miliar untuk jasa influencer, baik individu atau kelompok dengan tujuan memengaruhi opini publik terkait kebijakan.
“Total anggaran yang dikucurkan pemerintah tersebut untuk 40 paket pengadaan,” kata Egi Primayogha.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa sejak 2017 anggaran belanja yang ditujukan kepada influencer semakin marak. Berdasarkan temuannya, terdapat lima paket anggaran belanja dengan nilai Rp17,68 miliar.
Angka tersebut, ucap dia, mengalami peningkatan pada tahun 2018 yakni sebanyak 15 paket pengadaan senilai Rp56,55 miliar.
Kemudian pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 13 paket pengadaan dengan total anggaran Rp6,67 miliar. Sedangkan di tahun 2020 hingga saat ini terdapat tujuh paket pengadaan yang totalnya sebanyak Rp9,53 miliar.