Penangkapan koruptor kelas kakap pembobol Bank Bali Tjoko Tjandra oleh kepolisian bukan prestasi tetapi penebusan dosa.
“Penangkapan Djoko Tjandra bukan prestasi tetapi sekedar penebusan dosa,” kata pengamat politik Abdurrahman Syebubakar kepada suaranasional, Sabtu (1/8/2020).
Kata Abdurrahman, tertangkapnya Djoko Tjandra menandakan Rezim Jokowi tidak melanjutkan kejahatan dengan membiarkaan dan memfasilitasinya kabur dari Indonesia. “Akal sehat publik diobok obok dengan menganggap penangkapan itu sebuah prestasi,” jelas alumni pascasarjana The Australian National University.
Buron kasus pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali, Djoko S Tjandra alias Joko S Tjandra, akhirnya ditangkap oleh Bareskrim Polri, Kamis (30/7/2020).
Djoko Tjandra sebelumnya dijemput langsung oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Malaysia.
Saat tiba, rombongan yang membawa Djoko Tjandra terlihat menggunakan pesawat jenis Embraer Legacy 600 dengan nomor registrasi PK-RJP yang didominasi warna putih dengan warna merah pada bagian ekor pesawat.
Saat turun, buronan yang telah melarikan diri sejak tahun 2009 itu terlihat mendapatkan pengawalan ketat dari sejumlah aparat kepolisian. Dua orang aparat polisi bahkan secara khusus menggandeng kedua lengannya.