Walaupun Ajaran Iblis, tapi Bermanfaat

KH Luthfi Bashori

Terkadang seseorang itu mendapatkan pengalaman, ilmu dan hikmah dari hal-hal yang tidak disangka-sangka sebelumnya.

Ada orang yang mendapatkan ilmu berharga dari sebuah kejadian semisal kecelakaan lalu lintas. Contohnya, setelah mengalami kecelakaan, ternyata ia mendapat santunan dari dinas Jasarahaja, karena selama hidupnya ia telah membayar pajak kepada pemerintah. Padahal sebelum terjjjjadi kecelakaan yang menimpanya, hal-hal yang seperti ini tidak pernah terpikirkan sama sekali pada dirinya.

Ada pula seseorang itu mendapatkan ilmu dan hikmah dari musibah alam semisal banjir, gempa, puting beliung, longsor, dan musibah alam lainnya. Atau mendapatkan ilmu dan hikmah karena memperhatikan kehidupan hewan tertentu. Atau karena memperhatikan keadaan alam seperti menyaksikan susunan galaksi dan tata surya.

Tak jarang juga interaksi dengan sesama manusia menyebabkan seseorang itu mendapatkan ilmu dan hikmah yang sangat berharga bagi dirinya. Karena itu tidak boleh ada seseorang pun yang berhenti belajar untuk menambah pemahaman ilmu dan hikmah, karena Allah SWT itu menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini, tentu ada makna yang tersembunyi di balik semuai itu.

Diceritakan bahwa iblis suatu ketika pernah bertemu dengan Nabi Musa AS. Ia berkata, “Hai Musa, engkau adalah manusia yang dipilih Allah dengan risalah-Nya, dan Dia (Allah) berbicara kepadamu secara langsung. Sedangkan aku adalah makhluk Allah SWT dan aku telah berbuat dosa dan aku ingin bertaubat. Maka mohonkanlah keringanan bagiku kepada Rabb-Ku Azza wa Jalla supaya Dia menerima taubatku.”

Kemudian Nabi Musa AS berdoa kepada Rabb-Nya, dan Allah berfirman, “Hai Musa, Aku telah memenuhi keinginanmu.” (Artinya Allah bersedia menerima taubat si iblis). Kemudian Nabi Musa AS bertemu iblis dan berkata kepadanya, “Engkau disuruh sujud kepada Adam di kuburnya dan taubatmu akan diterima oleh Allah.”

Namun iblis merasa sombong dan marah. Ia berkata, “Ketika ia masih hidup saja aku tidak mau bersujud. Apalagi setelah ia mati?”

Kemudian iblis itu melanjutkan, “Hai Musa, sesungguhnya engkau mempunyai hak karena engkau telah memohonkan keringanan kepada Rabb-Ku. Maka ingatlah dariku tiga keadaan, agar engkau tidak binasa dalam ke tiga keadaan itu:

1. Ingatlah aku ketika engkau marah. Ketika itu akulah yang berbisik dalam hatimu, dan mataku ada pada matamu, serta aku masuk kepadamu mengikuti jalannya darah.

2. Ingatlah aku ketika engkau berperang. Karena aku mendatangi manusia ketika terjadi peperangan, lalu aku sengaja mengingatkan dia kepada anak dan istrinya hingga ia lari dari peperangan.

3. Janganlah engkau duduk dengan perempuan yang bukan mahrammu. Karena aku adalah perantaranya kepadamu dan perantaramu kepadanya