Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi lebih takut ke pemerintah pusat daripada rakyat atas kebijakannya yang menerima 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina.
“Awalnya menolak, sekarang menerima. Ini artinya Gubernur Sutra Ali Mazi lebih takut ke pemerintah pusat,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Ahad (21/6/2020).
Menurut Muslim, harusnya Ali Mazi menjalankan amanat rakyat yang menolak 500 TKA Cina. “Rakyat di Sultra sangat jelas menolak 500 TKA Cina,” ungkapnya.
Kata Muslim, Ali Mazi khawatir jabatannya bisa lepas ketika menolak 500 TKA. “Yang dihadapi Ali Mazi ini orang kuat di Indonesia yang selalu mendukung keberadaan TKA Cina. Kalau menolak, bisa diperkirakan jabatan Ali Mazi bisa hilang,” papar Muslim.
Muslim mengatakan, mahasiswa di Kabupaten Konawe, Sultra sudah menyatakan menolak 500 TKA. “Kalau ini masih dipaksakan, muncul gesekan sosial yang sangat hebat di masyarakat,” pungkasnya.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan 500 orang tenaga kerja asing (TKA) asal Cina telah diizinkan masuk wilayahnya. Para TKA asal Cina itu, kata Gubernur, bakal bekerja membangun smelter di PT VDNI Morosi, Kabupaten Konawe, proyek yang dapat menyerap ribuan pekerja lokal di daerah tersebut.
“Karena mereka menggunakan produk dari China, bahasanya Cina. Semua kita kan ndak bisa dan satu tenaga kerja asing itu di-backup lima sampai tujuh orang kita (pekerja lokal),” kata Ali Mazi di Kendari, seperti dilansir Antara, Selasa (16/6/2020).