Dalam sejarah bangsa Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) merupakan Presiden Indonesia paling hancur.
“Jokowi paling hancur. Kok bisa-bisanya orang macam Ngabalin ditunjuk jadi jubir? Anak millenial kemarin sore dijadikan staf khusus,” kata pengamat politik Benazir Zumar Habibie dalam artikel berjudul ‘Ring 1 Presiden RI’
Menurut alumni pascasarjana Unair Surabaya ini, staf khusus milenial Jokowi tidak mempunyai kapasitas dalam bernegara. “Bisa apa mereka selain cuma mencuit status tak bermutu,” jelasnya.
Kata Benazir Zumar, kapasitas Jokowi dibandingkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjadi presiden sangat jauh.
“SBY seorang jenderal strategis. Tentu ia perlu didampingi orang-orang yang cerdas menganalisis. Julian Aldrin Pasha, Ph.D ditunjuk jadi jubir istana. Pembawaannya tenang, kalem, bisa mengontrol emosi,” jelasnya.
Begitu pula era Soekarno, kata Benazir Zumar, sang proklamator itu menunjuk menteri yang miliki kecakapan dibidangnya masing-masing. Ia dikelilingi orang-orang berotak encer seperti Sjahrir dan KH. Agus Salim.
“Soeharto juga begitu. Ali Alatas, Habibie, Mar’ie ditunjuk jadi menteri. Mensesnegnya Moerdiono, selalu hati-hati saat menjelaskan sebuah perkara yang menyangkut hajat hidup ratusan juta rakyat,” paparnya.
Menurut Benazir Zumar, Habibie saat menjadi preside pastinya tak mau mengotori istana dengan manusia berotak pas-pasan.
“Maka dari itu beliau menunjuk orang-orang dengan rekam jejak edukasi yang mumpuni. Jangan harap bisa ngebacot sembarangan didepan perempuan macam Prof. Dewi Fortuna Anwar. Otak lu mesti encer bila beradu argumentasi dengan akademisi yang satu ini,” pungkasnya.