Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial
Sungguh sangat disesalkan sekaligus memprihatinkan di tengah para pemimpin daerah dari gubernur hingga tingkat kelurahan/desa bahkan sampai tingkat RW dan RT sedang sibuk menghalau penyebaran covid-19 di wilayahnya masing-masing, tiba-tiba muncul berita telah terjadi baku tembak aparat yang melibatkan anggota TNI dan Polri di Mamberamo Raya, Papua (12/4/2020) pagi, dilansir tribunmanado.co.id.
Layakkah kiranya jika mau pimpinan tertinggi TNI dan Polri introspeksi diri atas insiden bentrok antaranggota aparat di lapangan, adakah yang keliru dari sisi penerapan manajerial hingga tingkat bawah? Kita sama-sama maklum tentunya, karena Polri dan TNI bukanlah sebuah perkumpulan orang-orang yang berkumpul dalam sebuah organisasi massa (Ormas) atau Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), tapi Polri dan TNI merupakan lembaga resmi negara yang tentunya sistem manajerialnya tidak boleh sama dengan sekelas Ormas atau LSM.
Apakah tidak lalu ditertawakan oleh Gerombolan Teroris Bersenjata (GTB) yang oleh pemerintah hanya disebut sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kini sedang menjadi buruan TNI dan Polri di Papua? Jangan-jangan mereka (GTB/KKB) kini sedang senyum-senyum, bahkan tertawa atas insiden baku tembak anggota TNI dan Polri di Mamberamo Papua?
Usai insiden baku tembak anggota TNI dan Polri di Mamberamo Raya Papua, semoga Presiden Joko Widodo ada kesempatan waktu memanggil Panglima TNI dan Kapolri untuk minta penjelasan kronologi insiden baku tembak tersebut di tengah kesibukan Pak Presiden sedang sibuk mengomandani perang melawan corona hingga bagi- bagi sembako.