Juru bicara (jubir) Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan istana seperti Fadjroel Rachman dan Ali Mochtar Ngabalin mirip provokator dan buzzer yang membuat kisruh keadaan.
“Sekarang mana jubir dan mana provokator agak sulit dibedakan,” kata pengamat politik Tengku Zulkifli Usman dalam pernyataan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Kata Tengku Zulkifli jubir istana dan Presiden Jokowi beralih tugas jadi buzzer. “Semua bahkan beralih tugas jadi provokator. Tidak ada bedanya lagi mana jubir, mana liason dan mana spin doctor. Semua alih profesi jadi buzzer,” ungkapnya.
Menurut Tengku Zulkifli jubir tidak pernah dilatih secara baik. “Bahkan presiden pun tidak dilatih gimana jadi presiden yang benar,” ujarnya.
Kata Tengku Zulkifli, Jubir SBY dulu jauh lebih baik ketimbang sekarang. Para staf ahli SBY bidang komunikasi dulu jauh lebih punya adab.
Pakar pakar komunikasi di era SBY termasuk mumpuni dan minim mengambil alih profesi sebagai buzzer.
“Era SBY dulu ada Pak Daniel Sparingga, ada Jubir Pak Julian Aldrin Pasya, Ada pak Dino Patti Djalal dst,” paparnya.
Menurut Tengku Zulkifli, walaupun Jubir SBY tidak sempurna, tapi minimal yang lihat enak bawaannya. “Level negara nya ada, kelas negara nya muncul,” jelasnya.