15 Ribu Mahasiswa Kedokteran Siap Jadi Relawan Penanggulangan Corona

Belasan ribu mahasiswa di seluruh Indonesia siap menjadi relawan untuk mengisi kekurangan tenaga medis dalam percepatan penanggulangan wabah virus Corona.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, sebanyak 15 ribu mahasiswa kedokteran dari 158 perguruan tinggi di seluruh Indonesia siap menjadi relawan medis untuk membantu penanganan Covid-19.

“Kami mendapatkan informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) jika ada 15 ribu mahasiswa kedokteran dari 158 kampus di Indonesia siap menjadi relawan medis. Ini tentu menjadi kabar baik di tengah kekurangan tenaga medis dalam penanggulangan wabah corona di tanah air,” kata Huda dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (27/2020).

Ia mengungkapkan, 15 ribu mahasiswa kedokteran tersebut berasal fakultas kedokteran baik dari 82 universitas maupun dan 72 politeknik kesehatan (Poltekkes).

“Kami tentu sangat mengapresiasi kesediaan para mahasiswa kedokteran tersebut yang bersedia mengajukan diri jadi relawan meskipun dengan tingkat risiko tinggi,” ungkapnya.

Ia berujar, berdasarkan keterangan dari Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19, dibutuhkan sekitar 1.500 dokter dan 2.500 perawat. Selain itu juga dibutuhkan bagian administrasi rumah sakit sampai sopir ambulans. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap hari seiring pertambahan pasien positif Corona di tanah air.

“Kami mendengar Kemendikbud telah melakukan rekruitmen relawan dari kampus-kampus tersebut. Kami berharap recruitment dikoordinasikan Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 sehingga bisa dipetakan kebutuhan dan kemampuan yang bisa diisi oleh para mahasiswa ini,” jelasnya.

Politikus PKB ini mengingatkan agar para relawan yang direkrut dari kalangan kampus mendapatkan orientasi terkait tugas mereka terlebih dahulu sehingga mereka bisa bekerja lebih efektif. Selain itu mereka juga harus dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai.

“APD ini penting karena jangan sampai anak-anak kita yang jadi relawan malah menjadi korban penularan covid-19 karena tidak memakai APD sesuai standar WHO,” pungkas Huda.

(wip/mud/detikcom)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News