Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhak mendapat gelar repot nasi bukan putra reformasi yang rencananya diberikan Universitas Trisakti, Jakarta.
“Saya setuju Jokowi peroleh gelar repot nasi karena rakyat sulit memperoleh nasi ketika Jokowi berkuasa. Selama Jokowi presiden kebutuhan bahan pokok naik,” sindir aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada suaranasional, Senin (23/9/2019).
Menurut Salim, Jokowi itu merusak reformasi dengan menyetujui revisi undang-undang KPK. “KPK lahir era reformasi dimatikan era Jokowi,” ungkapnya.
Kata Salim, Jokowi pun menghidupkan kembali pasal penghinaan presiden dan wakil presiden di RKUHP.
“Dalam pasal penghinaan presiden dan wakil presiden ancaman pidana mati. RKUHP masih ditunda dan mematikan demokrasi,” ungkap Salim.
Mantan tahanan politik era Soeharto mengatakan, selama menjadi mahasiswa Jokowi bukan aktivis yang melawan penguasa Orde Baru. “Gelar putra reformasi untuk Jokowi sangat tidak layak,” pungkas Salim.