Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab yang menyerobot doa saat pemakaman KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).
“Kalau terkait masalah penyerobotan, itu kan aturan main yang disusun dalam acara yang memang sudah dirancang oleh negara. Dubes itu wakil negara Indonesia di Arab Saudi,” kata Wasekjen PBNU KH Masduki Baidlowi, Kamis (8/8/2019) dikutip dari detik.
Kata Kiai Masduki, Habib Rizieq harusnya mengikuti aturan yang dibuat Dubes Indonesia untuk Arab Saudi ketika pemakaman Mbah Moen.
“Sehingga penguburan Mbah Maimoen, prosesinya itu sudah diatur oleh dubes,” tuturnya.
Menurut Kiai Masduki, kalau Dubes Agus Maftuh bilang ada penyerobotan, mungkin Habib Rizieq tidak dirancang hal itu, sehingga ada istilah penyerobotan.
“Walaupun juga sebenarnyua dalam tradisi orang bertakziah ke kuburan, kalau itu bukan diatur negara bebas saja. Cuma memang ada aturan mainnya,” kata Kiai Masduki.
Kiai Masduki memandang Dubes Agus Maftuh keberatan karena situasi tersebut. Dia juga melihat narasi di media sosial soal viralnya Habib Rizieq memimpin doa di pemakaman Mbah Moen.
“Cuma ini kan viral seolah ada ambil momen, yang ambil doa itu habib rizieq. Itu yang kemungkinan membuat Pak Dubes keberatan dengan viral itu. Kedua, seakan-akan acara Mbah Maimun itu diambil semacam untuk digunakan momentum pencitraan. Kalau begitu lalu kemudian tidak jadi ibadah, jadi unsur tampil atau riya,” kata dia.
“Tapi ternyata orang-orang tahu bahwa ternyata tidak seperti itu. Ternyata mungkin tim Habib Rizieq yang memviralkan itu tidak memperkirakan akan diklarifikasi dubes,” imbuhnya.