Adanya bantahan Polri bahwa 30 terduga teroris masuk Jakarta memanfaatkan pengumumam MK menunjukkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebarkan hoaks.
“Pihak Polri tegas belum melihat adanya pergerakan terduga 30 teroris masuk Jakarta. Artinya Moeldoko menyebarkan hoaks,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Jumat (28/6/2019).
Menurut Rahman, pernyataan Moeldoko yang menyebut ada 30 teroris masuk Jakarta lebih bersifat politis. “Untuk menakut-nakuti agar tidak berunjuk rasa di depan Gedung MK,” jelas Rahman.
Kata Rahman, narasi ada teroris sengaja dihembuskan pihak penguasa agar rakyat tidak berunjuk rasa. “Rakyat sudah cerdas, kalau ada terduga teroris bukan diumumkan tetapi langsung ditangkap,” papar Rahman.
Menurut Rahman, publik meminta pertanggungjawaban pernyataan Moeldoko yang menyebut 30 teroris masuk Jakarta.
“Logikanya kalau sudah tahu ada 30 teroris masuk Jakarta segera tangkap dan umumkan ke publik termasuk jaringannya,” paparnya.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan pihaknya telah mendeteksi dan ada upaya early warning. “Namun belum mengarah ke sana (adanya terduga teroris), kami tidak boleh lengah. Ancaman tetap ada, maka kami waspada,” kata Dedi, Kamis (27/6/2019) dikutip dari Tirto.
Kata Dedi, Densus 88 sudah mengantisipasi gerakan teroris masuk Jakarta.
“Densus 88 sudah antisipasi dari jaringan terorisme seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ataupun individu. Densus 88 bisa melakukan pencegahan agar rencana aksi tidak terjadi di sekitar MK,”