Batasi Medsos & WhatsApp, Aktivis Malari 74: Rezim Jokowi Bungkam Kebebasan Berpendapat

Rezim Joko Widodo (Jokowi) membungkam kebebasan berpendapat dengan membatasi media sosial (medsos) dan WhatsApp.

Demikian dikatakan aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu dalam pernyataan kepada suaranasional, Rabu (22/5/2019). “Sangat tidak beralasan pembatasan WhatsApp dan medsos untuk mencegah hoaks,” ungkapnya.

Kata mantan politik era Soeharto ini, pembatasan medsos dan WhatsApp menunjukkan adanya ketakutan penguasa terhadap gerakan rakyat.

“Walaupun medsos, WhatsApp bahkan media online dibatasi aksesnya perlawanan terhadap ketidakadilan tetap berlangsung,” jelas Salim.

Selain itu, ia mengatakan, cara yang dilakukan Rezim Jokowi membungkam kebebasan berpendapat mirip era Orde Baru.

“Saya pernah masuk penjara era Orde Baru dan sekarang ini mirip sekali,” pungkasnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan adanya pembatasan layanan media sosial(medsos) untuk sementara. Hal itu juga ditegaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.

“Untuk sementara, untuk menghindari berita bohong kepada masyarakat luas, akan kita…. Akses di media sosial tidak diaktifkan untuk mencegah itu tadi, hal negatif yang bisa berdampak ke masyarakat,” kata Wiranto dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News