Munculnya isu khilafah merupakan skenario lama CSIS, LB Moerdani, AM Hendropriyono dan para antiIslam.
Demikian dikatakan tokoh Katolik Papua Natalius Pigai dalam pernyataan kepada wartawan, Selasa (2/4/2019).
“Isu Khilafah dan Islam Radikal sebagai alat justifikasi untuk membungkam lawan-lawan politik,” ungkapnya.
Kata Natalius, tahun 80-an Isu khilafiah dimunculkan demi pelaksaan Pancasila sebagai asas tunggal. “Dilanjutkan dengan rentetan kejahatan penembakan misterius dipimpin LB Moerdhani gurunya Hendropriyono dan Luhut Panjaitan,” jelasnya.
Natalius juga mengatakan, isu Khilafah sebagai alat propaganda untuk membenturkan Islam Nusantara dan Transnasional. Meskipun ukhuwah Islamiyah sesama kaum pengikut Mazhab Syafei ahlus sunna waljamah yaitu sebagian NU dan lainnya.
“Inilah skenario lama yang sudah dipakai dan dihembuskan terus oleh mereka yang haus akan kekuasaan seperti anak-anak didik Beni Moerdani, CSIS, Hendropriyono, Luhut Panjaitan, bahkan Megawati Sukarnoputri juga sejak tahun 1990 sudah dilindungi dan menjadi bagian dari LB Moerdani,” ungkapnya.
Ia minta semua warga negara, semua suku, semua agama khususnya umat muslim harus membuka mata hati untuk menenggelamkan skenario busuk yang sedang mengganggu eksistensi integrasi sosial dan integrasi politik di Indonesia.
“Khususnya bagi umat muslim dan kaum beragama yang lain di Indonesia tanggal 17 April 2019 harus mampu menyudahi ketidakadilan selama 73 tahun, atau paling kurang 40 tahun dibawah genggaman CSIS, LB Moerdani dan kelompoknya,” pungkasnya.