SURABAYA – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Abdul Hamid, MP., didampingi Kasi Deposit Ibu Soesilowati, S.Sos., M.Si., secara resmi membuka ‘Writing Camp’ Temu Penulis Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia dan Tasyakuran Milad ke-7 FAM Indonesia, Ahad (3/3), di aula Kampoeng Lawas Maspati, Kota Surabaya.
Pada kesempatan itu hadir Pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Jawa Timur, Perwakilan TBM Kota Surabaya, Pengurus Pusat FAM Indonesia, Pengurus FAM Cabang Surabaya dan Penulis-Penulis FAM Indonesia dari Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Kediri, Jombang, Surabaya, Sorong, dan lainnya.
Selain syukuran, kegiatan Milad ke-7 FAM Indonesia disemarakkan kegiatan Diskusi Inspirasi, Pembacaan Karya, dan Wisata Literasi di Kampung Wisata Hijau Maspati yang berada di jantung Kota Literasi Surabaya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Abdul Hamid, memberi apresiasi atas kegiatan-kegiatan literasi yang digerakkan FAM Indonesia di Jawa Timur dan sejalan dengan program-program literasi yang telah dilakukan oleh Pemrov Jawa Timur.
“Kehadiran dan kebersamaan penulis-penulis FAM Indonesia ini mampu menjalin persaudaraan dan mempererat silaturahmi sebagai modal utama mencerdaskan kehidupan bangsa melalui kegiatan penulisan,” ujar Abdul Hamid yang juga penulis sejumlah buku.
Abdul Hamid secara khusus mengucapkan selamat Milad ke-7 FAM Indonesia dan menjadi komunitas terdepan di dunia kepenulisan yang selalu bersinergi dengan perpustakaan. Menurutnya, FAM Indonesia telah memberikan warna terhadap kegiatan-kegiatan pengembangan literasi di Jawa Timur.
“FAM Surabaya juga sudah bekerjasama dan beberapa kali telah berkegiatan bersama-sama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur ataupun dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Diungkapkan, pemerintah memfasilitasi dan mendorong pembudayaan kegemaran membaca dengan menyediakan bahan bacaan bermutu, murah dan terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang mudah diakses.
“Sejalan dengan ini, harapan kami dari Perpustakaan kepada FAM Indonesia dan para penulis lainnya, agar memberikan keilmuannya, motivasi dan imajinasi yang terbaik untuk menciptakan karya-karya bermutu yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” ujarnya.
Dia juga mengajak penulis-penulis FAM Indonesia untuk memperbanyak karya tulis bernuansa konten lokal dan keterampilan tepat guna yang sangat bermanfaat bagi perpustakaan di daerah dan desa.
“Di samping itu, saya mengajak penulis-penulis FAM Indonesia juga menjadi ‘writerpreneur’, penulis yang berjiwa wirausaha sehingga mampu menciptakan peluang-peluang usaha kreatif yang tentu juga ditulis dan dibagi inspirasinya ke masyarakat,” tambahnya.
Ketua Panitia ‘Writing Camp’ Temu Penulis dan Milad ke-7 FAM Indonesia, Reffi Dhinar mengatakan, kegiatan tersebut diprogramkan dengan waktu yang sangat terbatas dan ‘bonek’ (bondho nekat).
“Mulanya kami khawatir kalau kegiatan ini tidak terkelola dengan baik sebab keterbatasan waktu. Namun berkat dukungan pengurus dan anggota FAM, baik di pusat dan daerah, akhirnya acara ini berjalan lancar dan sukses,” ujarnya gembira.
‘Writing Camp’ Temu Penulis dan Milad FAM Indonesia berangsung pada 2-4 Maret 2019 di Kampoeng Lawas Maspati Surabaya. Kegiatan diawali pemotongan tumpeng dan doa bersama pada Sabtu (2/3), dan dilanjutkan Diskusi Inspirasi pada Ahad (3/3).
Narasumber Diskusi Inspirasi adalah penulis-penulis FAM Indonesia, di antaranya: Muhammad Subhan (Materi: Penguatan Taman Bacaan Masyarakat), Yudha Prima (Jadi Penulis itu Berat?), Reffi Dhinar (Menulis Konten Digital), dan Handoko (Mendongeng itu Mudah).
Pemantik diskusi lainnya adalah Aliya Nurlela (Sekjen FAM Indonesia), Agus Salim (Jombang), Suprapno (Kediri), Alifah Nurul Fadhilah (Sorong), Evie Suryani, Lihar Amin, Neni (Surabaya), Agus Salim (Sidoarjo), Sopian Ansori, Darwan Chania (NTB), Arif Hifzul (Medan), dan lainnya.
Direncanakan, Milad ke-8 FAM Indonesia, tahun depan, dipusatkan di Ibu Kota Jakarta, juga diusulkan di Lombok, Jawa Barat serta Aceh. (rel)