Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap tahun untuk mengingatkan lagi pentingnya menjaga kesehatan ginjal. Pasalnya, penyakit ginjal serius seperti Penyakit Ginjal Kronik (PGK) menjadi salah satu penyebab kematian nomor 17 di dunia.
Penyakit tak menular tersebut, juga penyakit nomor dua terbesar yang mengalami kenaikan dari 2% menjadi 3,8%. sumber dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementrian Kesehatan RI.
bahwa Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
Berdasarkan data Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2016, gagal ginjal menjadi penyakit katastropik nomor dua setelah penyakit jantung yang paling banyak menghabiskan biaya kesehatan.
Ini artinya, masih banyak yang meremehkan kesehatan ginjal. Padahal, fungsi ginjal bagi tubuh sangat vital. Mulai dari mengeluarkan sisa-sisa produk dari tubuh, menyeimbangkan cairan tubuh, memproduksi sel darah merah, mengatur tekanan darah, menyaring 120-150 liter darah per hari, dan mengaktifkan vitamin D untuk kesehatan tulang, serta gigi.
Lalu, apa penyebab seseorang mengalami gangguan ginjal, seperti PGK dan gagal ginjal?
“Penyebabnya banyak sekali. Bisa karena hipertensi, sumbatan, batu ginjal, kanker mulut rahim, bisa karena infeksi, bisa ginjalnya penuh kista, kemudian memiliki diabektes melitus, dan obesitas,” kata dr.Eko Budi Santoso Selaku Penanggung jawab Instalasi Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Namun, sambung dr. Eko, faktor hipertensi, diabetes, dan obesitas menjadi seperti faktor utama mengapa seseorang terkena gangguan ginjal pada sat sosialisasi tentang penyakit ginjal di Instalasi Hemodialisa.
Sementara itu, tanda dan gejala PGK sendiri, di antaranya tekanan darah tinggi atau hipertensi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, sulit konsentrasi, gatal, sesak, mual dan muntah, serta bengkak di bagian tubuh.
Untuk metode pencegahannya, Program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengampanyekan gerakan CERDIK. Cerdik sendiri merupakan singkatan dari imbauan pencegahan, yakni cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat kalori seimbang, istirahat cukup, dan keloka stres. Imbauan lainnya, yakni minum air putih cukup minimal delapan sampai 10 gelas per hari.(rin/Humas RSUD Dr. Soegiri Lamongan)