Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenturkan antar warga dengan menyebut siapa yang berani mengganti Pancasila berhadapan dengan Pemuda Pancasila.
Demikian dikatakan pengamat politik Achsin Ibnu Maksum dalam pernyataannya kepada suaranasional, Senin (4/3/2019). “Padahal yang punya kewenangan berhadapan orang atau kelompok yang ingin ganti Pancasila TNI dan Polri,” ungkapnya.
Kata Achsin, pernyataan Jokowi itu sangat berbahaya dan bisa menimbulkan konflik horizintal. “Revolusi mental hanya omongan saja dalam praktiknya tidak ada,” ungkap Achsin.
Menurut Achsin, kelompok atau orang mengganti Pancasila bisa memunculkan banyak tafsir.
“Orang atau kelompok yang kritis terhadap penguasa bisa dituding ingin mengganti Pancasila, dan bisa jadi Pemuda Pancasila yang membereskannya,” jelas Achsin.
Sebelumnya Jokowi meminta Pemuda Pancasila menjadi garda terdepan menjaga ideologi Pancasila. “Saya katakan, yang berani coba-coba mengganti Pancasila, akan berhadapan dengan Pemuda Pancasila. Jangan main-main,” kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta pada Ahad, (3/3/2019).
Selain itu, Jokowi juga menitipkan pesan agar para relawan Pemuda Pancasila bisa turut membantu ‘menjual’ program andalan Jokowi, yakni ‘tiga kartu sakti’ menjelang pemilihan presiden 2019.
“Saya minta tolong, tolong sampaikan apa yang saya sampaikan (tentang tiga kartu sakti), kepada teman kita, teman sekampung kita, door to door,” ujar Jokowi.