Berkumpulnya warga dari perkumpulan dan yayasan masyarakat asal Kalimantan Barat yang tergabung dalam Perhimpunan Tionghoa Kalimantan Barat (PTK) Indonesia menghadiri perayaan Imlek Nasional di JIExpo Kemayoran Jakarta, Minggu (10/2) mengundang reaksi beragam dari kalangan warga Tionghoa Indonesia.
Sebab, meski disebut murni acara perayaan Imlek bersama putra putri Kalbar yang tergabung dalam PTK Indonesia, acara itu sarat dengan muatan politik dan ditengarai melakukan penggalangan dana bagi pemenangan salah satu pasangan calon presiden.
Atas kegiatan imlek bersama yang sarat muatan politik dan penggalangan dana itu, koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma sangat menyesalkannya.
“Kegiatan-kegiatan sosial keagamaan yang diarahkan untuk tujuan politik tertentu itulah yang membuat citra Tionghoa semakin buruk di mata warga masyarakat lainnya negeri ini,” ujar Lieus.
Meskipun retorika panitia menyebut acara itu untuk persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan NKRI, namun menurut Lieus semua orang sudah tau kemana arah kegiatan semacam itu.
“Apalagi selama ini di media sosial beredar pernyataan dari sejumlah penggagas acara ini tentang berbagai rumors yang menjelek-jelekkan paslon Capres lainnya,” ujar Lieus.
Di antaranya, tambah Lieus, pernyataan mereka bahwa Pancasila akan dihapus, serta bahaya yang mengancam orang Tionghoa kalau pasangan Prabowo-Sandi menang Pilpres hanya karena didukung PKS, FPI dan lain-lain.
“Pernyataan-pernyataan itu sama sekali tak berdasar. Lebih sebagai ketakutan sejumlah orang Tionghoa karena ketidaktahuan mereka saja,” jelas Lieus.
Lieus yang selama ini akrab dengan berbagai organisasi Islam itu, menyebut tak ada itu Islam garis keras yang akan menghapus Pancasila dari negeri ini. “Sebutan Islam garis keras itu hanya dihembus-hembuskan oleh orang-orang yang alergi sama Islam,” katanya.
Lieus berharap, orang Tionghoa untuk lebih cerdas menyikapi dinamika politik yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. “Orang Tionghoa hendaknya tidak mudah terprovokasi oleh rumors dan kebohongan yang sengaja disebarkan orang tak bertanggungjawab, atau menyebarkan pernyataan-pernyataan yang tak ada dasarnya,” ujar Lieus lagi.