Perpecahan di kalangan NU karena ada yang mewajibkan warga nahdliyin untuk memilih salah satu calon presiden.
“Mewajibkan warga NU hanya memilih satu kandidat yang mereka cocoki saja, adalah penyebab utama terjadi polarisasi politik dalam tubuh NU,” kata Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari Malang KH. Luthfi Bashori Alwi di akun Facebook-nya.
Kata Kiai Luthfi, Polarisasi politik, yaitu terjadinya perpecahan sikap politik dalam tubuh warga NU. “Karena keberadaan Organisasi NU itu hakikatnya jauh lebih besar dibanding keberadaan wadah partai politik nasional manapun,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengingatkan, perilaku kaum liberal yang tidak terpuji, seperti memberi stigma negatif bagi kandidat lain dengan tuduhan yang tidak berdasar fakta di lapangan, akan berefek negatif hingga terjadi kemerosotan tingkat pendidikan politik bagi warga NU.