Staf Khusus Presiden, Ali Muchtar Ngabalin, menilai bahwa puisi doa Neno Warisman pada acara Munajat 212 di Monas beberapa hari lalu jelas untuk kepentingan politik.
Sebenarnya, doa yang dipanjatkan itu merupakan bagian doa ketika Perang Badar. Namun saat ini untuk kepentingan politik tertentu.
“Masa ada doa yang menyatakan, ‘Kalau tidak memenangkan kubu sebelah, tidak ada lagi yang menyembah Allah SWT’. Ini kan doa perang badar, masa dipotong-potong untuk kepentingan politik? Ini penistaan yang sebenarnya,” kata Ngabalin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (24/2).
Kata Ngabalin, yang sudah dilakukan oleh tim sukses dari Prabowo-Sandiaga dalam hal ini sudah melanggar etika kampanye politik.
“Karena mobilisasi yang dilakukan bertujuan untuk konfrontasi bukan bertujuan damai,” tutur Ngabalin dalam acara deklarasi alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Jakarta terhadap pasangan calon nomor 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Pada malam Munajat 212 yang digelar oleh Majelis Ulama Indoensia (MUI) DKI Jakarta, Neno Warisman membacakan doa yang dikemas dalam puisi.