Reuni 212 yang diadakan di Monas sangat bernuansa politik untuk memberikan dukungan kepada capres dan cawapres tertentu.
“Menyimak perkembangan berita terakhir, tampaknya reuni 212 akan sarat dengan agenda politik dan dukung-mendukung Capres tertentu,” kata ketua Forum Kandidat Doktor NU Malaysia (FKDNU Malaysia), Muhammad Taufiq dalam pernyataan kepada wartawan beberapa hari yang lalu.
Wakil Ketua FKDNU Malaysia, Husnul Haq menilai kegiatan reuni 212 sangat politis karena ada himbauan para petinggi partai politik untuk hadir dalam acara tersebut.
“Dengan adanya himbauan bagi kader partai tertentu untuk hadir menyukseskan reuni 212, maka sangat sulit untuk dikatakan bahwa acara ini tidak bernuansa politis,” ungkapnya.
Mohammad Abdullah Rois, Sekretaris FKDNU Malaysia berharap agar kegiatan tersebut tidak ditunggangi kelompok radikal.
“Menjelang Pemilu seperti ini, kita perlu waspada adanya kelompok garis keras. Saat ini, mereka memanfaatkan momen-momen yang ada, termasuk reuni 212, untuk kepentingan politik,” ungkapnya.
“Apalagi jika dalam acara itu ada framing menyerang pemerintah dengah hastag ‘ganti presiden’, misalnya. Perlu diketahui bersama, di tingkat grassroot, muncul himbauan untuk tidak memilih calon pemimpin yang didukung oleh kelompok radikal, seperti jargon “Jangan Suriahkan Indonesia,” pungkasnya.